Tingkat keterpilihan (elektabilitas) pasangan capres -cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran makin jauh mengungguli pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dah pasangan Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar Elektabilitas Kedua pasangan ini bahkan tak dapat bergerak naik lagi alias mentok.
Demikian hasil survei terbaru dari Dinamika Survei Indonesia Survei dilakukan pada 15 - 27 Januari 2024 di 34 provinsi seluruh Indonesia.
Direktur Dinamika Survei Indonesia (DSI) , Alvian Septiansyah, mengatakan Survei DSI melibatkan 1.880 responden yang diambil secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin error 2,21 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
"Responden ditanyai siapa presiden yang akan dipilih jika pilpres diadakan saat ini. Sebanyak 52,1 persen publik mengaku akan memilih Prabowo-Gibran sementara Ganjar Pranowo-Mahfud MD dipilih sebanyak 30,7 persen dan Anies Baswedan -Muhaimin Iskandat hanya mendapatkan simpati sebesar 11,3 persen dan tidak memilih 5,9 persen," kata Alvian dalam keterangan tertulis, Jumat (2/2/2024).
Namun dari penilitian ini ditemukan adanya anomali sosial yang terjadi di masyarakat khusus pada pemilih muda berusia 17 tahun sd 35 tahun yang dalam penelitian ini jumlahnya mencapai 58,9 persen.
Alvian menjelaskan, bahwa untuk mengetahui bagaimana pendapat mereka tentang arah yang dituju negara ini dibawah kepemimpinan Jokowi dan permasalahan apa yang paling penting bagi mereka, dan apa pendapat mereka mengenai pemerintah dan para pemimpinnya.
Para pemilih muda berpendapat bahwa lembaga-lembaga ekonomi dan politik di Indonesia tidak memberikan dampak yang positif untuk mereka dan mereka tidak mempercayai kekuatan dan kemampuan dari pemerintaham Jokowi untuk memperbaiki keadaan perekonomian, di mana 72,8 persen responden mengatakan bahwa mereka sebagian besar merasa pesimis terhadap masa depan dan 78,9 persen mengatakan negara ini secara keseluruhan “berada di jalur yang salah.”
"Survei tersebut menemukan bahwa sebanyak 89,3 persen para pemilih muda di Indonesia sangat khawatir tentang akses terhadap penguasaan perekonomian yang lebih menguntungkan kelompok kaya dan korporasi dilingkaran kekuasaan saja ," ungkapnya.
Sementara itu, lembaga survei Dinamika Survei Indonesia (DSI) yang dibawah sebuah organisasi kumpulan pengamat intelegence bermarkas di Washington, Amerika Serikat yang bernama OSI (Ordo of Scientific Intelligence) menyampaikan kaum muda khawatir mengenai standar dasar dalam hidup.
Selain pesimisme mereka terhadap m asa depan negara, para pemilih muda juga merasa pesimis terhadap jalan hidup mereka sendiri. Pemilih muda menyatakan keyakinan mereka bahwa status quo ekonomi sangat merugikan generasi muda.
Dimana 89,3 persen responden setuju dengan pernyataan bahwa korporasi mempunyai kekuasaan yang terlalu besar. Sedangkan 88,7 persen setuju bahwa sistem ekonomi secara tidak adil terlalu memihak kelompok kaya
Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto menilai masih unggulnya Prabowo -Gibran di karena elektabilitas pasangan nomor urut 2 itu masih tinggi.
"Kalau kita lihat unggulnya Prabowo-Gibran karena elektabilitas nya yang masih tinggi," kata Bambang kepada wartawan, Jumat (2/2/2024).
Bambang menjelaskan Prabowo-Gibran terlihat lebih diuntungkan dengan adanya Jokowi sebagai figur yang menjadi daya magnet masyarakat.
"Prabowo-Gibran lebih diuntungkan dengan adanya Jokowi sebagai figur yang jadi daya magnet masyarakat," ujar Bambang.
Bambang menjelaskan, bahwa saat ini naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran karena adanya dorongan dari sikap Jokowi yang terus memperlihatkan adanya dukungan secara tidak langsung, melalui pertemuan dengan Prabowo beberapa waktu lalu.
"Elektabilitas Prabowo-Gibran naik karena adanya dorongan dari sikap Jokowi yang terus memperlihatkan adanya dukungan secara tidak langsung, melalui pertemuan dengan Prabowo," ucapnya.
Namun, saat ditanyakan terkait anomali sosial yang terjadi di masyarakat khusus pada anak muda, Bambang menyebutkan hal itu terjadi karena kurangnya perhatian Jokowi kepada anak muda, pasalnya banyak kaum milenial yang saat ini belum bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
"Khawatirnya kaum muda dalam standar dasar hidup, karena kurangnya perhatian Jokowi kepada anak muda, pasalnya banyak kaum milenial yang saat ini belum bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah," jelasnya.
Selain itu, kekhawatiran lain dalam ekonomi adalah pemerintah Jokowi masih menyampingkan perhatian kepada UMKM yang saat ini belum berjalan dengan baik, dimana banyak UMKM tutup dan kalah bersaing dengan perusahaan besar memiliki modal kuat.
"Pemerintah Jokowi masih menyampingkan perhatian kepada UMKM yang saat ini belum berjalan dengan baik, dimana banyak UMKM tutup dan kalah bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki modal kuat," bebernya.
Menurut dia, Gibran sebagai perwakilan anak muda harus membangkitkan UMKM dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena peran UMKM dalam perekonomian juga cukup besar.
"Gibran sebagai perwakilan anak muda harus membangkitkan UMKM dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena peran UMKM dalam perekonomian juga cukup besar," ujarnya.
Selain itu, banyak pemilik modal yang lebih mementingkan usahanya ketimbang membantu mengembangkan UMKM yang selama ini telah ikut serta dalam pembangunan ekonomi. Hal ini yang harus diperhatikan Gibran untuk mendongkrak UMKM menjadi lebih besar.
"Banyak pemilik modal yang lebih mementingkan usahanya ketimbang membantu mengembangkan UMKM yang selama ini telah ikut serta dalam pembangunan ekonomi. Hal ini yang harus diperhatikan Gibran untuk mendongkrak UMKM menjadi lebih besar," jelasnya.
Sementara itu,pengurus Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud, Surya Vadiantara mengatakan bahwa hasil survei DSI terkait kekhawatiran kaum muda atau kaum milenial terhadap kepemipinan Jokowi dalam mengurus ekonomi, bukti pemerintah Jokowi-Maruf Amin belum mampu membantu kaum muda dalam perekonomian.
Di mana saat ini masih banyak anak muda yang masih sulit bekerja dan tingkat pengangguran anak muda masih tinggi.
"Bukti pemerintah Jokowi-Maruf Amin belum mampu membantu kaum muda dalam perekonomian. Dimana saat ini masih banyak anak muda yang masih sulit bekerja dan tingkat pengangguran anak muda masih tinggi.," kata Surya kepada awak media, Jumat (2/2/2024).
Surya menjelaskan peran anak muda terhadap bangsa ini sangat besar sehingga ini akan mempengaruhi suara pemilih muda dalam pilpres 2024.
"Peran anak muda terhadap bangsa ini sangat besar sehingga ini akan mempengaruhi suara pemilih muda dalam pilpres 2024," ujar Surya.
Menurut dia, Gibran tidak akan mempengaruhi pemilih muda pada pilpres 2024 ini karena kekecewaan nya terhadap kepemimpinan Jokowi. "Tentunya Gibran sebagai cawapres tidak akan bisa mempengaruhi pemilih muda, karena kecewa terhadap kepemimpinan Jokowi," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement