Komunitas mantan Ahoker atau relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 berkumpul melakukan aksi "Tolak Mulut Kotor Ahok" yang digelar di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jum'at (09/2/2024).
Aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan dan kemarahan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu karena sudah berani menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanpa dasar yang jelas dengan mengatakan tidak bisa bekerja.
Ahok juga disebut menjelekkan Prabowo Subianto yang pernah mendorongnya menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan menuduh Prabowo emosional.
“Kami adalah mantan Ahoker yang mendukung Pak Ahok di Pilkada DKI tahun 2017. Tolak mulut kotor Ahok yang seperti sampah. Hal ini terkait pernyataan Pak Ahok yang menyerang Pak Jokowi selaku presiden yang tidak bisa kerja dan Pak Prabowo emosional,” ujar Koordinator Mantan Komunitas Ahoker, C. Suhadi, Jumat (9/2/2024).
Suhadi menyampaikan, justru yang terjadi malah sebaliknya Ahok adalah seorang yang temperamental, mudah meledak-ledak emosinya ketika berbicara dengan lawan bicara yang tidak sependapat dengannya.
“Padahal waktu Ahok bicara sangat emosional dan bukan hanya itu saja, justru terkenal dengan emosionalnya. Ternyata tidak berubah Pak Ahok, malah sekarang menyerang tanpa data,” ucapnya.
Suhadi mengaku heran dengan tudingan Ahok terhadap Presiden Jokowi yang dianggap tidak bisa bekerja, karena faktanya kinerja Presiden Jokowi banyak diapresiasi banyak pihak, sehingga kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi sangat tinggi.
“Pernyataan Ahok yang mengatakan Pak Jokowi tidak bisa kerja, tentunya sangat melukai kami, para relawannya yang sekarang tegak lurus ke Jokowi. Karena faktanya Pak Jokowi dalam soal kinerja sangat bisa,” tuturnya.
Lanjut Suhadi, track record Presiden Jokowi tidak hanya berjanji namun juga berhasil membuktikan program-program kerjanya baik saat menjadi wali kota Solo dua periode, gubernur DKI Jakarta maupun menjadi presiden selama dua periode ini.
“Dan bahkan hebat, hal ini sudah ditunjukkan pada saat menjadi wali kota 2 kali di Solo dan menjadi gubernur DKI Jakarta bersama Pak Ahok. Jakarta Baru sebagai program kampanye menjadi kenyataan,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement