Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TIMNAS AMIN Beri Pesan Serius Soal Film 'Dirty Vote': Jangan Main-main dengan Rasa Keadilan

TIMNAS AMIN Beri Pesan Serius Soal Film 'Dirty Vote': Jangan Main-main dengan Rasa Keadilan Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Co-Captain Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) Sudirman Said mengingatkan agar jangan ada pihak yang bermain-main dengan suasana hati masyarakat yang menginginkan keadilan. Hal ini terkait dengan ramai pembahasan soal Film “Dirty Vote”.

Sebagaimana diketahui, film “Dirty Vote” ramai dibicarakan karena menguak berbagai indikasi kecurangan dalam pemilu/pilpres 2024 termasuk menyoroti tajam segala tindakan Presiden Jokowi di pemilu 2024. Kekinian, beberapa pihak dilaporkan ke Bawaslu imbas mengomentari film tersebut termasuk Cak Imin.

Ia menggambarkan suasana hati masyarakat layaknya aliran air yang tak terbendung.

"Air kalau dibendung itu akan naik sendiri, bahkan bendungan bisa jebol. Jangan bermain-main dengan rasa keadilan," kata Sudirman kepada wartawan di Sekretariat Perubahan, Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Sudirman menegaskan film tersebut telah ditonton banyak pihak dan menurutnya merupakan gambaran suasana hati masyarakat.

"Saya berikan reminder kepada para pihak. Yang nonton film itu nggak sedikit loh. Dan artinya itu gambaran suasana hati masyarakat," ungkapnya.

Baca Juga: Anies-Muhaimin Menang Kandang di TPS 060

Soal indikasi kecurangan yang ditampilkan dalam film "Dirty Vote", menurutnya itu hanya seperempat dari kecurangan yang ada. Sudirman meyakini film itu bermuara dari nurani rakyat.

Dalam hal ini, Sudirman mengajak para cendikiawan untuk turut menyuarakan nurani rakyat. Di mana saat ini, kata dia, rakyat telah menyuarakannya dengan berbagai cara kreatif.

"Itu adalah bagian tugas konstitusional menjaga supaya negara ini berjalan dengan baik. Jadi jangan disikapi dengan melapor-lapor, apalagi melaporkan calon presiden yang tentu saja harus menyampaikan komentar," tandasnya. 

Sementara itu Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman mempertanyakan kapasitas tiga pakar hukum tata negara yang terlibat dalam film tersebut karena menurutnya apa yang disampaikan tak berdasar dan dipadati fitnah.

"Sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah," ungkap Habiburokhman dalam konferensi pers di Jakarta pada Minggu (11/2/24).

"Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut,” tambahnya.

Petinggi Partai Gerindra itu juga menilai ada tendensi atau maksud tertentu dari keluarnya film tersebut.

Ia menilai adanya upaya mendegradasi pemilu dengan narasi tak berdasar sebagaimana disampaikan tiga pakar dalam film tersebut.

“Saya kok merasa sepertinya ada tendensi keinginan untuk menyabotase Pemilu, bukan menyabotaselah, ingin mendegradasi Pemilu ini dengan narasi yang sangat tidak berdasar," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: