Anggota Komisi XI DPR RI, Eriko Sotarduga mendukung rencana ekspansi bisnis PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang akan menambah 2 Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) melengkapi 7 KCLN yang dimilikinya saat ini.
Menurutnya, BNI memang harus melebarkan sayapnya di luar negeri terutama di kota-kota tier 2 atau 3 mengingat banyak WNI yang bekerja atau berbisnis di wilayah tersebut.
"Ini masih sangat luas pasarnya. BNI sudah hadir di Malaysia, Hongkong, Taiwan, Korea dan maksimalkan untuk masuk juga ke kota-kota yang bukan kota besar. Karena kita sudah menjalin treaty dengan negara-negara itu dan ada equal treatment saing bisa membuka kantor cabang," kata Eriko kepada wartawan, Kamis (22/2/2024). Baca Juga: Mampu Gerakkan Perekonomian, Bos BNI Dorong Generasi Muda jadi Entrepreneur
Dicontohkan, di Taiwan masih ada kota Taichung selain Taiwan. Atau di Malaysia masih ada kota Penang, Kuching dan Kinabalu selain Kuala Lumpur. Atau di Jepang masih banyak kota lain selain Tokyo dan Osaka.
"Penting sekali BNI membuka dan melebarkan sayap di tak hanya di pusat kota atau ibu kota. Sayang kalau WNI yang tinggal di kota-kota tersebut enggak dirangkul. Belum lagi di Uni Eropa yang ekonominya sedang berat tapi banyak juga pengusaha menengah dan besar dari kita. Ada juga kan pengusaha restoran di Inggris dapat pembiayaan dari BNI. Jadi perluas pasar luar negeri," paparnya.
Eriko juga berharap BNI bisa melalui tantangan bisnis di tahun 2024 yang penuh ketidakpastian. Menurutnya, tahun 2024 terbilang menantang bagi industri perbankan mengingat adanya pemilu maupun dinamika geopolitik global yang tak terprediksi.
Hal tersebut berpotensi menarik laju NPL atau kredit macet. Apalagi, kebijakan restrukturisasi kredit OJK juga akan segera berakhir pada 31 Maret 2024 mendatang. Bank pelat merah ini pun diminta mempertebal pencadangannya untuk mengantisipasi tren kenaikan NPL di industri.
"BNI harus siap menghadapi unpredictable 2024. Di situ ada pemilu dan lain sebagianya. Sekali lagi BNI harus hati-hati dengan kondisi di 2024 yang unpredictable, hati-hati terhadap NPL yang pastinya risikonya lebih besar. BNI harus mencadangkan lebih besar lagi," imbuhnya. Baca Juga: Keren! UMKM Binaan BNI ini Kembangkan Sampo dan Sabun Ramah Lingkungan
Hal lain yang patut diperhatikan adalah konsistensi di bisnis corporate banking karena tren perbankan global mengarah ke sana.
"Konsentrasi menggarap bisnis corporate banking sudah benar BNI arahnya ke situ. Sekarang bank dunia termasuk Citi fokus melayani segmen korporasi dan melepas segmen ritel," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement