Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan pihaknya sedang mengevaluasi langkah menggunakan hak angket menyikapi dugaan kecurangan Pemilu Presiden 2024.
Selain itu, NasDem juga menunggu sikap PDIP sebagai inisiator. Hal itu disampaikan Paloh usai merespons penetapan hasil Pemilu oleh KPU, Rabu (20/3/23) malam.
"Kami lihat dulu satu per satu. Partai yang lebih besar dalam posisinya di DPR hari ini bukan NasDem sebagai partai terbesar. Bahkan rekan-rekan dari PDIP yang pertama sekali mengambil inisiatif untuk menggulirkan hak angket," tutur Paloh.
"Kita lihat ini sejauh mana progresnya berjalan. Jadi, partai dengan jumlah perolehan suara yang tidak nomor satu dari hasil Pemilu 2024 ini boleh lah ikut lihat-lihat dulu pada partai yang mendapatkan suara dan kursi paling banyak," ungkap Paloh.
Paloh menerangkan, awalnya NasDem menyatakan dukungannya untuk mengusulkan hak angket di parlemen semata-mata karena penghormatan kepada hak konstitusional yang dimiliki oleh anggota dewan.
"Ketika kita berhadapan pemilihan suara terbanyak, kita harus pikir dulu kita sudah banyak suara belum,” tegas Paloh.
KPU resmi mentapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai pemenang Pemilu 2024 dengan perolehan sebanyak 96.214.691 suara atau 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional.
Lalu, capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Muhaimin memperoleh 40.971.906 suara atau 24,95 persen. Sementara capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 27.040.878 suara atau 16,47 persen. Total suara sah Pemilu Presiden 2024 adalah 164.227.475 suara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement