Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Melonjak, BI Klaim Inflasi Maret 2024 Masih Terjaga

Meski Melonjak, BI Klaim Inflasi Maret 2024 Masih Terjaga Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi IHK Maret 2024 sebesar 0,52% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,05% (yoy). Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan inflasi IHK Februari 2024 yang mencapai 2,75% (yoy) dan 0,37% (mtm).

Merespons hal ini, Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono mengatakan, inflasi IHK pada Maret 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.

Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Baca Juga: Mahalnya Beras dan Telur Pacu Inflasi Volatile Food Melonjak pada Maret 2024

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024," ujar Erwin di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Adapun inflasi inti pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,23% (mtm), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,14% (mtm) seiring dengan kenaikan permintaan musiman periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idulfitri.

"Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti Maret 2024 tercatat sebesar 1,77% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,68% (yoy)," kata Erwin.

Sementara itu, kelompok volatile food pada Maret 2024 mencatatkan inflasi sebesar 2,16% (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,53% (mtm). Peningkatan inflasi volatile food tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras.

"Peningkatan harga komoditas pangan, terutama beras dipengaruhi oleh faktor musiman periode HBKN dan pergeseran musim tanam akibat dampak El-Nino. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 10,33% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,47% (yoy)," pungkasnya.

Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan kembali menurun seiring dengan peningkatan produksi akibat masuknya musim panen dan dukungan sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah, sehingga mendukung upaya menjaga stabilitas.

Baca Juga: Akhir Bulan Maret, Inflasi Yoy Sumut Capai 3,67%

Sementara itu inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) mengalami penurunan. Kelompok administered prices pada Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm), menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,15% (mtm) disumbang oleh deflasi tarif angkutan udara.

"Penurunan lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas sigaret kretek mesin (SKM) sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil  tembakau. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 1,39% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,67% (yoy)," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: