Menteri ESDM Buka Peluang Kolaborasi Percepat Transisi Energi

Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menekankan bahwa Indonesia terbuka untuk berbagai peluang kolaborasi untuk capai target transisi energi.

Prioritas Pemerintah Indonesia saat ini adalah untuk mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dan memensiunkan sumber energi fosil secara bertahap. 

Arifin mengatakan, Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung upaya transisi energi global, dengan menetapkan target reduksi emisi hingga 43% pada 2030. Pemerintah Indonesia kini sedang menyiapkan 2nd Nationally Determined Contribution (NDC) dengan target penurunan emisi yang lebih ambisius.

"Untuk mencapai target tersebut, kami terbuka untuk berkolaborasi dalam hal transfer teknologi, berbagi pengetahuan, dan pembiayaan hijau. Mempercepat pencapaian target sebelum tahun 2060 berarti membutuhkan lebih banyak upaya untuk memobilisasi sumber daya," ujar Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (29/4/2024). 

Arifin menyebut, Transisi menuju energi bersih harus mampu memberikan dampak sosial-ekonomi yang positif dan memberikan manfaat bagi masyarakat dengan memastikan energi terjangkau untuk semua melalui keterlibatan masyarakat yang inklusif.

"Untuk mencapai target NDC yang baru dan memaksimalkan dampak sosial dari transisi energi ramah lingkungan kepada masyarakat, khususnya rumah tangga berpendapatan rendah dan menengah, Pemerintah telah melaksanakan beberapa program untuk mempercepat transisi energi," ujarnya. 

Salah satu yang dilakukan adalah pengembangan dan peningkatan infrastruktur energi di seluruh penjuru negeri. Selain itu, dilakukan pengembangan 130 ribu unit konverter kit untuk nelayan, serta pengembangan sektor pengolahan mineral untuk mendukung pertumbuhan permintaan dari industri kendaraan listrik. 

Baca Juga: Transisi Energi Geser Peluang Pekerja Tambang ke Energi Bersih, Ini Upaya Pemerintah

Pemerintah juga menyediakan sekitar 21 ribu unit baterai portabel untuk rumah tangga yang tinggal di daerah terpencil yang jauh dari jaringan listrik.

"Pemerintah Indonesia juga melakukan pembangunan sekitar 1 juta jaringan gas kota untuk rumah tangga, dengan target 10 juta jaringan gas kota pada tahun 2030. Juga penyediaan 21 unit biogas komunal untuk akses memasak bersih, penyaluran 2 ribu kompor listrik dan 500 ribu rice cooker pengganti LPG," ungkapnya. 

Dari sektor pembangkit listrik, pembangunan 21 unit PLTS hybrid dan diesel yang berkapasitas hampir 3 MWp, pembangunan 62 unit PLTMH dengan kapasitas lebih dari 5 MWp, sekitar 1.000 PLTS untuk elektrifikasi pedesaan dengan kapasitas lebih dari 28 MWp.

"Pemerintah juga menyiapkan berbagai paket insentif untuk konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik," tutupnya.