- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Hadapi Perubahan, NETV Siapkan Strategi Adaptasi Lewat Pengembangan Segmentasi Audiens dan Konten Kreatif
Mengantisipasi tantangan perubahan dalam industri media penyiaran, PT Net Visi Media Tbk (NETV) selaku induk usaha media penyiaran NET TV, menyiapkan strategi adaptasi terkait pengembangan usahanya ke depan. Manajemen berpandangan kondisi ke depan dapat membaik seiring dengan ekspektasi pulihnya kondisi perekonomian, berlanjutnya migrasi sistem penyiaran televisi digital, serta upaya peningkatan atas kinerja rating dan audience share perusahaan.
“Di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian serta dinamika perubahan industri, perusahaan tetap berfokus pada komitmen menghadirkan konten yang berkualitas, menjaga tingkat efisiensi dan produktivitas biaya, serta terus membangun kemampuan adaptasi terhadap peluang dan tantangan era digital. Hal itu guna memberikan nilai tambah jangka panjang kepada seluruh pemangku kepentingan,” ujar CEO PT Net Visi Media Tbk (NETV) Deddy Hariyanto, Jakarta, Jumat (7/6/2024).
Menyikapi berbagai dinamika dan tantangan perubahaan di tahun 2023, perusahaan jelas Deddy mengambil beberapa prioritas strategis untuk dapat beradaptasi, bertahan dan dapat maju di masa depan.
Baca Juga: Diburu Investor, Jumlah Permintaan Saham IPO BATR Tembus Rp2,8 Triliun
Pertama, perusahaan berupaya terus memperluas pangsa pasar pemirsa televisi dengan mentargetkan pemirsa keluarga dan wanita yang merupakan segmen mayoritas pemirsa televisi, dengan menyajikan konten program yang sesuai dengan target pemirsa tersebut. Berikutnya, mengingat kondisi perkenomian dan industri yang masih cukup bergejolak, perusahaan juga menerapkan strategi kehati-hatian dalam pengelolaan biaya.
“Dengan menerapkan efisiensi ketat dalam tingkat biaya siaran dan akuisisi konten, selama tahun 2023, perusahaan dapat terus menekan biaya operasional,” sebut Deddy.
Kedepannya, strategi efisiensi biaya rendah ini akan perlu terus ditinjau secara berkala dengan memperhatikan adanya peluang perbaikan kondisi ekonomi dan industri yang lebih stabil, agar tidak berimbas pada peluang pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka Panjang.
“Menghadapi defisiensi modal yang masih dialami oleh perusahaan di tahun 2023, perusahaan berupaya melakukan berbagai langkah antisipatif, termasuk antara lain membangun kemitraan strategis serta dukungan positif dari pemegang saham,” ucap Deddy.
Baca Juga: MNC Vision Buka Suara Usai Saham IPTV Masuk ke Papan Pemantauan Khusus BEI
Menyikapi migrasi industri penyiaran televisi dari analog ke digital, perseroan menjalin kerjasama dengan penyelenggara jasa multiplexing untuk meminimalkan kebutuhan investasi modal. Selain itu, perusahaan mengalokasikan sumber daya untuk pengembangan platform digital OTT NETVERSE yang selama ini konsisten menunjukkan tingkat pertumbuhan pelanggan yang positif dan tingkat engagement yang baik.
“Langkah ini merupakan langkah strategis jangka panjang guna memanfaatkan peluang pertumbuhan di ranah media digital di masa datang. Dalam berbagai upaya strategis tersebut, komitmen atas kualitas isi konten tetap menjadi nilai dasar atau value yang terus kami pertahankan,” ungkap Deddy.
Seperti diketahui, kondisi perekonomian tahun 2023 masih mengalami perlambatan seiring dengan berlanjutnya berbagai isu geopolitik dan tekanan tingkat inflasi global yang meningkatkan risiko ketidakpastian.
Hal itu terimbas ke industri penyiaran televisi di tahun lalu yang mengalami penurunan pendapatan belanja iklan, sebagai efek langsung atas ketidakpastikan kondisi ekonomi. Sektor-sektor seperti e-commerce dan teknologi rintisan, yang sebelumnya menjadi sumber pertumbuhan pendapatan perseroan juga melakukan pengetatan pengeluaran untuk beriklan.
Laporan Google e-Conomy 2023 menyatakan bahwa Gross Market Value (GMV) ekonomi digital Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan dari 20% di tahun 2022 menjadi 8% tahun lalu.
Lebih lanjut, industri penyiaran televisi perlu melalui masa peralihan menuju sistem penyiaran digital, yang membutuhkan waktu untuk dapat sepenuhnya diterima masyarakat.
Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, pendapatan industri periklanan televisi pada umumnya juga mengalami perlambatan. Pendapatan perseroan pada tahun 2023 mencapai Rp235,75 miliar, turun dari capaian tahun 2022 sebesar Rp438,68 miliar.
Menghadapi tekanan tingkat pendapatan tersebut, perusahaan menjalankan upaya mitigasi dengan meningkatkan efisiensi pada berbagai lini beban biaya operasional. Beban biaya program dan siaran, serta beban umum dan administrasi selama tahun ini dapat dihemat sebesar 7,69% dan 2,49%.
Kenaikan atas biaya di luar operasional yang bersifat one-off termasuk biaya penghapusan persediaan, penghapusan uang muka aset tidak lancar dan uang muka investasi tersebut diatas, serta beban keuangan berjalan, berkontribusi atas kenaikan rugi bersih perusahaan di tahun 2023 menjadi sebesar Rp634,32 miliar.
Meski begitu, menghadapi kondisi penuh tantangan di tahun 2023, perusahaan menerapkan berbagai upaya untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada untuk dapat bertahan dengan tetap menjaga komitmen atas kualitas konten siaran.
Sejalan dengan komitmen tersebut, sepanjang tahun 2023, perusahaan meraih sejumlah penghargaan. Antara lain program “Muslim Travelers” memenangkan kategori Program Wisata Budaya dalam Anugerah Syiar Ramadhan (ASR) 2023 yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia, program “Adarans” dinobatkan sebagai pemenang dalam kategori Program Drama Seri Televisi dalam acara Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) 2023 dan NET Gorontalo meraih penghargaan kategori Konten Lokal Lembaga TV Terbaik II dalam ajang KPID Awards 2023 Gorontalo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement