Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selama Tidak Rugikan Pembeli dan Perusahaan Logistik, Pakar Bilang Dugaan Monopoli eCommerce Sulit Dibuktikan

Selama Tidak Rugikan Pembeli dan Perusahaan Logistik, Pakar Bilang Dugaan Monopoli eCommerce Sulit Dibuktikan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sistem integrasi vertikal yang menggabungkan platform belanja online dengan jasa kurir disebut lazim dilakukan oleh para pemain eCommerce. Menurut Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, pola bisnis seperti ini bertujuan memudahkan pengiriman barang dari platform belanja.

Selain itu, konsumen juga diuntungkan. Rantai pasok pengiriman barang jadi lebih efisien karena terhubung antara eCommerce dan penyedia jasa ekspedisi. 

“Praktik ini kan sebenarnya merupakan praktik integrasi vertikal di mana satu pihak perusahaan mempunyai lini bisnis atau bekerja sama dengan perusahaan lain dalam satu proses produksi atau distribusi mendukung kegiatan dari perusahaan tersebut,” kata Nailul. 

Lantas Nailul menjelaskan, apakah sistem integrasi vertikal menyalahi aturan? Justru menurut Nailul, sah-sah saja jika platform eCommerce melakukan hal tersebut. 

Menurutnya, hampir semua pemain eCommerce memberikan kesempatan kepada seller memilih perusahaan ekspedisi yang tersedia dan telah resmi bekerja sama. Hal serupa juga, terbuka bagi buyer atau pengguna/pembeli yang bisa memilih perusahaan logistik mana yang akan mereka gunakan. 

Penjelasan ini pun sekaligus menjawab rencana Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU yang ini mendalami dugaan monopoli Lazada dan Shopee. 

Baca Juga: Porsi Biaya Transportasi Hanya Ambil Bagian Kecil dari Biaya Logistik

“Pemilihan kurir bisa kesepakatan bersama penjual dan pembeli. Jadi unsur mematikan usaha ecommerce/merchant/jasa kurir lainnya ini yang menurut saya harus dibuktikan oleh KPPU. Saya sih menduga tidak bisa membuktikan karena pasar yang masih terbuka luas,” ujar Nailul. 

Nailul pun berpendapat, dugaan monopoli yang belakangan menjadi pembicaraan, perlu pembuktian. Sebab, Lazada, Shopee dan platform eCommerce lainnya seperti Tokopedia, Blibli, dan TikTok Shop, hampir menggunakan strategi yang sama yakni sistem integrasi vertikal pada platform. Sistem itu memungkinkan perusahaan ekspedisi terafiliasi ikut bermain dalam bisnis pengiriman barang. 

“Kita lihat, Shopee mempunyai Shopee Express dimana pengiriman barang di platform Shopee melalui Shopee Express. Di menu pengiriman pun kita tidak memiliki pilihan untuk mengambil jasa kurir lainnya. Semuanya by sistem oleh Shopee begitu pun dengan beberapa platform lainnya,” kata dia. 

Baca Juga: Sektor Logistik di Indonesia Berhasil Tarik Minat Investor untuk Berinvestasi

Seperti Shopee, eCommerce bernuansa oranye itu, menampilkan berbagai pilihan berdasarkan kategori harga, kecepatan dan kapasitas layanan pengiriman. Namun, pembeli masih dapat mengganti perusahaan logistik yang tersedia berdasarkan kategori yang mereka pilih setelah checkout, sebelum penjual mengirimkan barang. 

Begitu juga di Tokopedia, Lazada dan Tiktok Shop. Nama perusahaan logistik tidak tercantum dalam pilihan pertama layanan pengiriman. Hanya tersedia pilihan kategori Instant, Reguler, Same Day, Ekonomi/ Hemat hingga Kargo berikut tarif pengiriman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: