Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terungkap, Kendala Penanganan Kasus Penyakit ATM di Jabar

Terungkap, Kendala Penanganan Kasus Penyakit ATM di Jabar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Keterbatasan anggaran menjadi salah satu kendala mengentaskan permasalahan kasus AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) di Jawa Barat.

Wakil Supervisor Program Tuberkulosis Dinas Kesehatan Jawa Barat, Hariyah mengatakan beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat tidak memiliki anggaran lengkap dalam mengatasi kasus tersebut. 

"Kabupaten Cianjur yang ada hanya untuk malarianya saja. Tadi Kota Bandung sebetulnya sudah ada cuman tidak tergambar karena tidak ada data dari Bappedanya. Makanya ada bantuan hibah dari global fund,"kata Hariyah kepada wartawan di Bandung, Jumat (14/6/2024).

Keterbatasan anggaran ini menyebabkan lamanya penanganan kasus ketiga wabah penyakit tersebut. Sehingga Pemerintah harus mengalokasikan anggaran pada 2026 mendatang di setiap kabupaten/kota.

"Jadi kita harus sudah mampu menganggarkan sendiri sementara saat ini kita masih di-support dari dana luar,"ujarnya.

Baca Juga: Kota Banjar Dinilai Paling Berhasil Tangani Tuberculosis di Jawa Barat

Hariyah mengatakan pihaknya menargetkan wabah penyakit ATM bisa dikendalikan pada 2030 mendatang. Artinya tidak ada kasus baru yang lebih tinggi lagi.

"Jadi kalau TB di angka 65/100.000 penduduk, AIDS harus zero diharapkannya zero kasus baru malaria juga eliminasi tidak ada kasus penularan setempat atau lokal,"katanya.

Prinsipnya anggaran itu sesuai kebutuhan kabupaten/kota dan sesuai dengan kemampuan biasanya. Jadi tidak bisa disamakan.

"Prinsip anggaran itu disesuaikan dengan prioritas data evidence base, kemudian kebutuhan program tersebut dan disertakan juga kemampuan setiap kabupaten kota,"ungkapnya.

Adapun, Kepala Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia, Dian Apriyana mengatakan khusus untuk sektor perencanaan dan penganggaran. Terkait perencanaan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota harus memiliki konsep dan komitmen agar ATM bisa dicegah dan ditanggulangi termasuk kesiapan anggaran. 

Apabila ATM ini tidak menjadi prioritas dan program strategis dan tidak cukup maka kita pesimis ATM ini bisa dituntaskan. 

"Tahun 2030 sebagai tahun eliminasi ATM ini akan gagal jika tidak didukung oleh perencanaan dan anggaran yang memadai,"tegasnya.

Menurutnya, meskipun penyakit malaria sudah masuk eliminasi tapi masih banyak kasus di beberapa lokasi masih jadi sentra wabah penyakit. Bahkan, kasusnya tetap ada tapi di beberapa kabupaten/kota masih ada yang kosong penandaannya. 

"Jangan sampai masih ada kasus penyakit tapi pendanaannya kosong,"pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: