Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PHK Massal Tokopedia, Dirut Smesco: Khawatir Pekerja Asing Masuk

PHK Massal Tokopedia, Dirut Smesco: Khawatir Pekerja Asing Masuk [Siaran Pers] Kilas Balik Tren Belanja Masyarakat di Tokopedia Sepanjang 2022 | Kredit Foto: Siaran Pers/Tokopedia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rencana PHK massal yang akan dilakukan Tokopedia terhadap ratusan karyawan mendapat perhatian dari SMESCO Indonesia.
Direktur Utama Smesco, Wientor Rah Mada, bilang kekhawatiran dia sejak lama akhirnya terbukti.

Setelah Tokopedia dikuasai oleh raksasa teknologi asal China Bytedance-Tiktok, menurut lembaga yang fokus membantu akses pasar bagi pelaku UMKM ini, bukan tidak mungkin langkah selanjutnya ialah masuknya pekerja asing ke eCommerce tersebut. 
Baca Juga: PHK Setelah Bytedance Akuisisi Saham Tokopedia, 450 Karyawan Bisa Terkena Dampak

“Pemecatan terhadap 450 karyawan lokal ini semakin mengukuhkan kalau Tokopedia tidak berpihak kepada hal-hal lokal. Sungguh perlu dipertanyakan kepada direksi Goto yang baru mengenai komitmennya kepada sumber daya lokal Indonesia, baik UMKM maupun karyawan,” kata Wientor, Selasa (18/6). 

Wientor menegaskan, sejak lama ia sudah mengkritik pencaplokan Tokopedia oleh Tiktok. Diawali pelanggaran Permendag 31/2023 yang terus dibiarkan. Salah satunya penguasaan trafik pada satu platform (media sosial dan eCommerce digabung). 

Dalam Permendag 31/2023 jelas mengatakan, demi menjaga persaingan usaha yang sehat, PPMSE (platform eCommerce) wajib memastikan tidak adanya keterhubungan atau interkoneksi dengan platform lain dalam hal ini seperti media sosial. 
Baca Juga: Bytedance PHK Pegawai E-Commerce, Imbas Merger?

“Biar bagaimanapun juga, ketika pihak asing menguasai 75.01 saham di Tokopedia, mereka bisa berbuat apa saja, termasuk semua yang ditanyakan di atas. PHK massal karyawan lokal ini bisa saja hanya awalnya.” ujar Wientor. 

“Saya termasuk yang sangat khawatir (masuknya pekerja asing). Sebagai platform digital, pekerjaan bisa dilakukan secara remote dari Tiongkok, tidak perlu secara fisik ada di Indonesia. Tetapi tetap saja ini berarti terjadi pengalihan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh SDM Indonesia menjadi SDM luar,” sambung Wientor 

Wientor mengatakan, dalam kasus Tiktok Shop yang kini sudah bersalin nama menjadi Shop Tokopedia, nyata-nyata soal keberpihakan pada UMKM hanya lah sebatas slogan. Lembaga yang berada di bawah Kementerian Koperasi dan UMKM ini pun menemukan, masih maraknya produk asing di platform tersebut. 

“Saya melihat, setelah akuisisi belum ada tindakan konkret dari Shop Tokopedia yang berpihak kepada UMKM. Bahkan kampanye Beli Lokal yang dilakukan, masih banyak yang produknya tidak 100% lokal,” kata dia. 

“Kita semua tahu, minggu lalu pada saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), semua pendiri Goto juga exit. Kekhawatiran bahwa Shop Tokopedia kehilangan ruh-nya sebagai platform-nya UMKM lokal semakin mendekati kenyataan,” ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: