Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, adalah seorang birokrat dan politisi berdedikasi tinggi. Namanya semakin dikenal publik setelah menjabat sebagai Wali Kota Semarang menggantikan Hendrar Prihadi, yang diangkat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Mbak Ita lahir di Semarang pada 4 Mei 1966 dari pasangan Soenarjo Rahardjo dan Atiek Nur Soetarti. Ia memiliki empat saudara kandung dan seorang putra, M. Farras Razin Perdana, dari pernikahannya dengan Alwin Basri, Ketua Komisi D di DPRD Jawa Tengah periode 2019-2024.
Mbak Ita yang menyelesaikan Gelar S2 di Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik UNDIP (2018-2019) ini, memulai karir politiknya sebagai Wakil Wali Kota Semarang pada Pemilihan Umum 2015, mendampingi Hendrar Prihadi untuk periode 2016-2022.
Setelah Hendrar Prihadi diangkat menjadi Kepala LKPP, Hevearita dilantik sebagai Wali Kota Semarang pada 30 Januari 2023 oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadikannya wanita pertama yang memegang jabatan ini di Semarang.
Mbak Ita, Membawa Era Baru Kepemimpinan Inovatif. Sebagai Wali Kota Semarang, Mbak Ita, bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga pionir inovasi yang membangkitkan semangat kebaruan dalam pemerintahan kota. Dengan visi strategis yang kuat dan kecenderungan untuk mendengar ide dari semua lapisan masyarakat, beliau telah membawa perubahan berarti dalam cara kami memandang dan mengatasi tantangan kota.
Salam satu inovasi yang berhasil, dia melakukan dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Hojek untuk menghadirkan Si Puber, Alat Pendeteksi Polusi Udara Bergerak. Si Puber, yang merupakan singkatan dari Sistem dan Instrumen Pemantauan Kualitas Udara Bergerak, adalah alat pendeteksi polusi udara yang terpasang pada kendaraan motor Gojek dan armada Trans Semarang.
Ini adalah langkah proaktif untuk memantau kualitas udara secara real-time di seluruh kota, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam kebijakan lingkungan.
Melalui riset BRIN, Wali Kota Semarang juga memperkenalkan ModAthus (Modifikasi Alat Takar Hujan Sementara) sebagai langkah antisipasi terhadap bencana alam.
ModAthus tidak hanya merupakan alat pendeteksi banjir dan longsor, tetapi juga merupakan sarana edukasi bagi masyarakat, terutama anak-anak, untuk meningkatkan kesadaran akan risiko bencana sejak dini. Dengan pendekatan proaktif ini, Pemerintah Kota Semarang menegaskan komitmennya untuk keselamatan dan kesejahteraan warganya.
Langkah-langkah inovatif lain yang diambil oleh Pemerintah Kota Semarang bukanlah sekadar tindakan sporadis, tetapi bagian dari visi yang lebih besar untuk mengembangkan Semarang sebagai Smart City.
Melalui kolaborasi dengan BRIN, kami tidak hanya menerapkan solusi-solusi teknologi canggih untuk mengatasi tantangan kota, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan kesinambungan dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan kepemimpinan yang inovatif dan berani seperti yang ditunjukkan oleh Wali Kota Semarang, kami yakin bahwa masa depan kota ini akan lebih cerah dan berkelanjutan. Semoga langkah-langkah inovatif ini dapat menginspirasi kota-kota lain di Indonesia dan di seluruh dunia untuk mengadopsi pendekatan yang sama dalam menciptakan perubahan positif untuk masyarakat.
Tidak hanya itu, Mbak Ita juga memberikan dukungan untuk meningkatkan pembangunan Kota Semarang Berkelanjutaan lewat Urban Farming melalui Program Sekolah, Kecamatan Kecamatan Kota Semarang serta Dorongan akar rumput datang dari berbagai segmen masyarakat, termasuk pelaku usaha, generasi milenial, hingga petani durian di Kecamatan Gunungpati seperti yang di lansir kompas.com.
Mereka percaya Mbak Ita mampu membawa kemajuan bagi kota ini. Dorongan ini muncul saat masa pendaftaran penjaringan calon wali kota dibuka di beberapa partai politik menjelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang.
Meskipun sempat mengutarakan keinginan untuk tidak maju dalam Pilwalkot Semarang 2024 karena alasan keluarga, banyak yang meyakini kepemimpinannya masih sangat dibutuhkan.
Proyek pembangunan tanggul laut di Tambaklorok, Semarang Utara, tidak hanya bertujuan untuk pencegahan banjir rob, tetapi juga dikembangkan menjadi destinasi wisata bahari. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyampaikan bahwa proyek ini akan terintegrasi dengan Kampung Bahari, meliputi fasilitas seperti tempat pelelangan ikan, rumah apung, dan kampung nelayan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement