Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Jadi Khawatir, Langkah Prabowo-Gibran Ini Dinilai Buat Rupiah Melemah

Investor Jadi Khawatir, Langkah Prabowo-Gibran Ini Dinilai Buat Rupiah Melemah Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti perkembangan nilai tukar mata uang rupiah yang terus melemah. Pihaknya membongkar sejumlah hal yang yang menjadi penyebab hal tersebut terjadi mulai dari kondisi geopolitik hingga sentimen dari investor.

Anggota Komisi XI DPR RI Charles Meikyansah mengatakan pelemahan ini terjadi karena adanya sentimen global yang kuat. Perkeonomian Amerika Serikat yang terus berkembang hingga konflik berkepanjangan dalam sejumlah wilayah dunia menjadi penyebab nilai rupiah melemah.

Baca Juga: Prabowo Akan Kirim Demokrat Halangi Anies di Pilkada DKI Jakarta

"Hal lainnya misalnya, adalah masih terus memanasnya konflik di Timur Tengah. Kita berharap konflik Timur Tengah segera ada jalan keluar. Kemanusiaan harus di atas segalanya," ujarnya dilansir Kamis (27/06/2024).

Di sisi lain, kondisi makro ekonomi yang kurang baik yang ditandai dengan adanya pelemahan  current account, terutama di perdagangan barang atau ekspor impor barang juga mendorong pelemahan rupiah.

Sentimen investor juga berpengaruh, salah satunya adalah bagaimana adanya kekhawatiran akan rencana dari Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming. Hal ini terkait wacana rasio utang yang akan mencapai 50 persen guna memenuhi janji kampanye pasangan tersebut.

"Selain itu, ada sentimen yang mungkin dinilai negatif oleh market (pasar), karena adanya isu Presiden Prabowo Subianto akan menaikkan rasio utang hingga 50 persen dari PDB untuk memenuhi janji kampanye, meskipun tentu hal ini masih dugaan," urainya.

Dampak dari melemahnya rupiah ini cukup membahayakan bagi perekonomian nasional. Misalnya kini tengah ada kekhawatiran adanya pemborosan dari sisi supply terutamanya pada aspek produksi yang selama ini masih menggunakan bahan baku impor industri.

Baca Juga: Yang Asli dalam Kemenangan Prabowo Hanya Kecurangan

"Pelaku usaha tentu akan mengalami dilema jika hal itu berlangsung dalam waktu lama. Salah satunya yang akan tertekan, misalnya adalah industri alat berat. Mengapa? Karena mayoritas bahan baku masih impor," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: