Pupuk organik, Bio Soltamax yang diproduksi Bandung Inovasi Organik mencoba membidik pasar negara-negara Afrika.
Bio Soltamax didistribusikan oleh PT Solusi Tani Makmur yang menjadi salah satu dari 30 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terpilih untuk mendapat apresiasi UMKM Hijau Jawa Barat 2024 dalam gelaran Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2024 yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat 28-30 Juni 2024 mendatang di Trans Convention Center Bandung.
Direktur Bandung Inovasi Organik, Mulki Mulyana mengatakan Bio Soltamax sudah merambah pasar 13 negara. Saat ini lebih fokus menggarap pasar negara-negara Afrika karena sudah berhasil diterapkan di Mozambik.
Pupuk organik ini juga sudah didistribusikan ke Amerika Serikat, Lithuania, Turki, Belanda, Libya, Nigeria Mozambik, Malaysia, Myanmar, Thailand Korsel Jepang dan Timor Leste.
"Bahkan hasil pertanian di Mozambik naik dari 4 ton menjadi 7 ton. Untuk pasar Asia juga sudah menjadi bidikan pangsa pasar kita. Sedangkan, Eropa harus melalui uji kelayakan dulu meskipun produk kita sudah punya sertifikat organik dari lembaga di Indonesia,"kata Mulki kepada wartawan di Bandung, Jumat sore (28/6/2024).
Bio Soltamax awalnya berbentuk cair yang diubah menjadi bentuk padat berbentuk briket. Pupuk organik ini berguna untuk pembenahan tanah, di mana dari satu pupuk briket ini mengandung miliaran mikroba yang secara prinsip dengan teknologi akan tumbuh dan berkembang ketika ketemu dengan air.
Pupuk ini juga bisa menekan penggunaan kimia berlebihan hingga 100 persen. Unsur-unsur yang ada terkandung di dalam pupuk ini ini untuk memperbaiki tanah yang sudah rusak dengan banyaknya unsur kimia yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
Pupuk organik ini sudah diterapkan ini hampir seluruh Indonesia, baik melalui petani-petani secara langsung ataupun melalui perusahaan-perusahaan. Pemerintah juga sudah dua kali pengadaan pupuk ini di Batam.
"Untuk ukuran sekecil ini bisa digunakan satu kali dalam satu hektar," katanya.
Menurutnya, dengan menggunakan pupuk ini bisa meningkatkan hasil panen Berdasarkan jenis tanaman kenaikan hasil panen antara 20% sampai 60 persen, padi jagung dan sejenisnya mencapai 15-31%, tanaman hortikultura seperti sayuran umbi-umbian 21-34%.
"Nah, kalau untuk timun, cabe dan lain-lain itu bisa 50 sampai 70%, kalau sawit dan kurma itu 36 sampai 42%," ujarnya.
Baca Juga: Inovasi Insan Pupuk Indonesia Catat Kontribusi Pendapatan dan Penghematan Rp 1,3 Triliun
Adapun, Operation Manager PT Solusi Tani Makmur Muhammad Yasan menambahkan dalam menggarap pasar domestik, pihaknya terus kerjasama dengan kelompok-kelompok tani, koperasi, korporasi bahkan B to B yang bisa menjadi agen-agen di seluruh Indonesia.
Saat ini lebih fokus menggarap pasar ekspor, karena produk ini sudah terbukti bahkan dari Bank Indonesia sudah ada UMKM Hijau dan sudah lolos kurasi UMKM Hijau.
"Karena produk kami benar-benar green product secara tadi transportasi bisa mengurangi emisi gas buang dan menguri 75 persen pupuk kimia dan membantu meredam pemanasan global karena diakibatkan oleh industri pertanian," ungkapnya.
Selanjutkan, pihaknya sudah difasilitasi oleh Kemenlu pada September 2024 nanti ada Asia-Afrika Forum di Bali.
"Insyaallah kami didorong untuk berpartisipasi di gelaran tersebut karena potensi dari negara-negara Afrika terhadap produk ini sangat besar. Nah, itu yang sedang kita bidik ke depannya pasar potensial itu yang sedang kita kerjakan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement