Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor TUGU Terus Alami Pertumbuhan di 2024, Ini Sebabnya

Investor TUGU Terus Alami Pertumbuhan di 2024, Ini Sebabnya Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Pada penutupan perdagangan Rabu (15/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,07 persen atau 3,324 poin ke level 5.075,798. | Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jumlah pemegang saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) terus meningkat di sepanjang tahun 2024 dan melampaui perusahaan asuransi umum lainnya yang bersifat publik. Kenaikan ini disebabkan karena solidnya fundamental TUGU serta valuasi yang sudah terdiskon.

Mengacu pada data RTI Infokom, jumlah pemegang saham TUGU per akhir Mei 2024 mencapai 7.419 investor. Terdapat kenaikan 1.042 investor jika dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2023 yang mencapai 6.377 pemegang saham. 

Abdul Azis analis Kiwoom Sekuritas mengungkap pertumbuhan investor saham TUGU mencerminkan optimisme para pemodal terhadap kinerja perseroan. Azis mencatat dari 12 perusahaan asuransi umum yang listing di BEI, ada 9 emiten yang mencatatkan kenaikan jumlah investor di 2024 dan TUGU yang paling tinggi. 

“Baik investor domestik maupun asing trennya melakukan akumulasi saham TUGU. Sepanjang 2024, asing net buy saham TUGU Rp 8 miliar, meski nilainya relatif kecil karena size perusahaan asuransi umum di Indonesia semuanya masuk kategori small cap, inflow ke saham TUGU menjadi pendorong utama adanya aliran dana asing ke sektor asuransi yang mencapai Rp 8,9 miliar” imbuhnya.

Baca Juga: Saham TUGU Jadi Buruan Investor Berkat Solvabilitas dan Profitabilitas Solid

Azis mengungkap dua faktor utama mengapa jumlah pemegang saham TUGU yang merupakan Emiten Anak BUMN PT Pertamina (Persero) terus naik di sepanjang tahun 2024 di antaranya kinerja keuangan yang masih terus tumbuh dengan kuat serta valuasinya yang terlampau murah. 

Berdasarkan laporan keuangan bulanan perseroan non-konsolidasian per 31 Mei 2024, TUGU yang memiliki branding name Tugu Insurance berhasil mencetak laba usaha asuransi senilai Rp 285 miliar. Laba operasional TUGU sepanjang lima bulan awal 2024 tumbuh 60% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 178 miliar.

Peningkatan kinerja keuangan yang fantastis tersebut tidak luput dari pertumbuhan hasil underwriting di segmen asuransi umum yang mencapai Rp 336 miliar per Mei 2024, naik 38% yoy dibanding Rp 244 miliar pada Mei 2023.

Di sisi lain, pendapatan investasi perseroan juga meningkat 25% yoy menjadi Rp 137 miliar pada Mei 2024 dari Rp 110 miliar periode yang sama tahun sebelumnya. Di saat pendapatan perseroan mengalami peningkatan pesat, total beban operasional hanya tumbuh moderat. 
Baca Juga: Kinerja Tumbuh Pesat, TUGU Siap Geber Bisnis Non-Captive

Laporan bulanan Mei 2024 mencatat total beban operasional TUGU non-konsolidasi hanya naik 7% yoy menjadi Rp 189 miliar. Sementara itu, total beban operasional TUGU pada periode yang sama di 2023 mencapai Rp 176 miliar.

“Kinerja positif sepanjang lima bulan di tahun 2024 menjadi katalis positif yang memantik optimisme para investor tak terkecuali asing. Dengan capaian tersebut dan harga saham yang cenderung sideways dalam sebulan terakhir, maka valuasi TUGU menjadi atraktif sehingga wajar apabila diburu investor” pungkas Azis. 

Pada perdagangan Selasa (2 Juli 2024), harga saham TUGU ditutup melemah 0,48% ke Rp 1.045 per saham. Nilai kapitalisasi pasar TUGU mencapai Rp 3,72 triliun dan setara dengan rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 0,38x. 

Sejumlah analis pun masih mempertahankan rekomendasi beli saham TUGU untuk 12 bulan ke depan dengan target harga di atas Rp 2.000. Shinhan Sekuritas mematok target price saham TUGU di Rp 2.050 sedangkan Kiwoom Sekuritas menetapkan target harga di Rp 2.100. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: