Kredit Foto: Istimewa
Program ini merupakan kerjasama pemerintah Amerika, ILO dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Di sisi lain, kerja sama tersebut juga terjalin antara Kementerian Perburuhan Amerika, Carter Quinley, yang optimis dengan adanya kolaborasi tersebut.
“Pemerintah Amerika sangat memperhatikan hak-hak buruh di seluruh dunia. Oleh karena itu kami mencari mitra yang bisa menjadi pemimpin untuk peningkatan kondisi perburuhan. Jadi kami bekerjasama dengan ILO menyatakan bahwa Indonesia dan Perusahaan (sawit) adalah pemimpin dalam aspek ketenagakerjaan,” ujar Carter Quinley.
Baca Juga: Prabowo Subianto Diharapkan Perbaiki Tata Kelola Sawit
Senada dengan yang disampaikan oleh Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM, Sumarjono Saragih yang menyatakan bahwa Kabupaten Simalungun bakal jadi model percontohan sawit bagi Indonesia dan dunia.
“Sawit yang melindungi, menghormati dan mengembangkan sumber daya manusia (pekerja). Sawit tanpa pekerja anak; ada kesetaraan jender; kondisi kerja layak; sadar K3 dan ada jaminan sosial,” ujar Sumarjono Saragih.
Di sisi lain, menurut Sumarjono ‘menghadang’ atau menopang adalah pilihan. Pasalnya, Uni Eropa terus menghadang dengan propaganda membunuh sawit. Salah satunya adalah penerapan EUDR yang merupakan aturan sawit tanpa pembukaan hutan.
Di sisi lain, Pemerintah Amerika terus memperluas dan memperpanjang dukungan. Mendukung peningkatan keberlanjutan sawit dalam aspek perburuhan (decent work).
Baca Juga: Beragam Keuntungan Hilirisasi Kelapa Sawit: Optimalkan Ekonomi Indonesia
“Ini adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan secara optimal. Inisiatif ini juga akan menjadi sumbangan besar sawit menuju Indonesia Emas 2045. Tidak berlebihan, perkebunan sawit di perdesaan akan menjadi kunci mewujudkan generasi emas 2045,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement