Alasan Paylater Makin Populer dan Kartu Kredit Makin Ditinggalkan
Paylater adalah sistem pembayaran yang pembayarannya bisa ditunda. Sistem pembayaran ini sangat populer di kalangan masyarakat akhir-akhir ini. pasalnya, pengguna bisa membeli barang tanpa harus membayar secara langsung. Pengguna, sebagai gantinya, membayar nominal pembelian barang serta bunganya kepada penyedia layanan yang menawarkan paylater tersebut. Hal tersebut diminati lantaran pembayarannya bisa dilakukan dalam satu kali bayar atau secara cicilan.
Popularitas transaksi paylater ini dicatat oleh Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 yang menunjukkan bahwa popularitas paylater tidak hanya di platform e-commerce semata. Akan tetapi juga merambah di sektor belanja offline. Tercatat, transaksi offline berkontribusi sebesar 27,7% terhadap total transaksi paylater atau mengalami kenaikan hingga 169% sepanjang tahun 2023 lalu.
Baca Juga: Upaya Pemulihan untuk Pecandu Judi Online
Adapun penggunaan paylater kini merambah pada pembelian 6 dari 13 kategori produk yang kian meningkat. Misalnya makanan dari 16,6% pada tahun 2022, menjadi 17,6% pada tahun 2023. Sektor kesehatan dan kecantikan pada tahun 2022 14,4% menjadi 15,8% pada 2023. Dan peralatan tulis dan kantor dari yang awalnya 3,1% pada tahun 2022, menjadi 4,2% pada tahun 2023.
Dalam segmentasi usia, diketahui paylater juga banyak digemari oleh milenial dan generasi Z alias gen Z.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, meningkatnya paylater di generasi Z dan milenial ini dikarenakan kedua generasi tersebut cukup konsumtif. Bahkan, sebagian dari mereka mengandalkan pembiayaan termasuk salah satunya dari paylater.
"Mereka cukup konsumtif dengan dominasi konsumsi yang bersifat leisure. Misalnya, healing, traveling, dan konsumsi rumah makan maupun kafe," ujarnya, Kamis (11/7/2024).
Konsumsi bersifat leisure pun dalam beberapa tahun terakhir menurut Nailul meningkat lebih tajam dibandingkan konsumsi primer seperti bahan makanan. Kedua generasi tersebut, ucap Nailul, khususnya pembelian leisure masih mengandalkan paylater sehingga transaksi dengan sistem pembayaran ini untuk usia muda mendominasi dan tetap tumbuh positif.
“Mereka lebih memilih paylater ketimbang pembiayaan lainnya seperti kartu kredit,” ucapnya.
Nailul juga menjelaskan bahwa popularitas kartu kredit semakin terkikis seiring dengan pertumbuhan paylater. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan akun kartu kredit tumbuh di bawah 1%.
Adapun alasan kartu kredit makin ditinggalkan adalah pembuatan kartu kredit yang memakan waktu serta proses yang cukup lama. Bahkan, prosesnya kerap memakan waktu hingga dua minggu. Sementara paylater hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit saja.
Baca Juga: Belum Gantikan Jokowi, Prabowo Sudah Diminta Hadirkan Jabatan Menteri Baru
“Jadi ya generasi milenial dan generasi Z pilih paylater secara rasional,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement