Harga emas global mencatat rekor tertinggi baru sepanjang sejarah, didorong oleh berbagai sentimen global yang berkembang. Emas diperkirakan akan terus menguat dan berpotensi mencapai level 2.600 USD per ons Troy.
Pasar saham Indonesia, tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mengalami fluktuasi tipis pada sesi perdagangan pertama hari Rabu, naik sebesar 0,03% mencapai 7.226,409 poin.
Penguatan ini didukung oleh sektor energi yang naik 0,32%, dengan kontribusi positif dari saham-saham emiten emas seperti PT Aneka Tambang Tbk yang naik 3,36% dalam sepekan terakhir, serta PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang menguat 1,26%.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga mencatat kenaikan sebesar 1,23% dan PT Harta Dinata Abadi Tbk menguat 1,51%, sementara PT Archi Indonesia Tbk naik 0,70% dalam satu minggu terakhir.
Baca Juga: Tegas, Kejagung Akan Sikat Warga China Penggasakan Tambang Emas di Indonesia
Kenaikan signifikan saham-saham emiten emas ini terjadi seiring dengan lonjakan harga komoditas emas yang mencapai rekor tertinggi baru di 2.469,66 USD per ons Troy, melampaui rekor sebelumnya di bulan Mei sebesar 2.425,12 USD per ons Troy.
Hingga saat ini, harga emas telah melonjak hampir 20% sepanjang tahun ini, didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral global dalam menghadapi ketegangan geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat mulai September 2024.
Analis teknikal dari MNC Sekuritas, Dia Wijaksana, menekankan bahwa pergerakan harga emas saat ini masih dalam tren naik (uptrend) dan telah membentuk level tertinggi baru di 2.471 USD per ons Troy. Wijaksana memperkirakan bahwa harga emas berpotensi untuk terus menguat menuju rentang 2.510 hingga 2.600 USD per ons Troy.
Dengan kondisi ini, saham-saham emiten emas di pasar Indonesia masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan dalam waktu mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement