Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRIN Manfaatkan Limbah Padi dan Sawit Jadi Biosilika Bernilai Ekonomis

BRIN Manfaatkan Limbah Padi dan Sawit Jadi Biosilika Bernilai Ekonomis Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi komoditas strategis nasional seperti padi dan kelapa sawit, diikuti dengan melimpahnya limbah agroindustri tersebut. Pasalnya, Indonesia diprediksi menghasilkan lebih dari 10 juta ton sekam dari penggilingan padi dan 2 juta ton abu boiler dari pabrik pengolahan kelapa sawit setiap tahunnya. Namun, limbah tersebut kini bisa dimanfaatkan menjadi produk biosilika yang bernilai ekonomis.

Peneliti Pusat Riset Agroindustri (PRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hoerudin mengatakan sekam padi dan abu boiler kelapa sawit mempunyai kandungan silika (SiO2) yang cukup tinggi, yakni sekitar 15 – 60%. Adapun silika yang dihasilkan oleh organisme hidup seperti tanaman juga disebut dengan silika biogenik atau biosilika.

Baca Juga: IJBNet Inisiasi Kerja Sama BRIN dan Jepang dalam Proyek Bioavtur

“Dari 5 ton panen padi per hektare dan 20 ton panen tandan buah sawit per hektare, masing-masing sekitar 230 kg dan 154 kg silika ikut terangkut bersama hasil panen. Silika yang terangkut tersebut setara dengan dosis pupuk makro yang diberikan,” ucap Hoerudin, dilansir dari situs Brin.go.id, Senin (22/7/2024).

PRA, ujarnya, telah menghasilkan beberapa produk riset biosilika, yakni biosilika cair dan biosilika bubuk, yang sama-sama berbahan dasar sekam padi dan abu boiler kelapa sawit dalam bentuk nanopartikel.

“Biosilika cair lebih efektif dalam pengaplikasiannya sebagai pupuk cair, karena lebih mudah diserap tanaman. Saat ini produk biosilika cair telah diujicobakan di 22 provinsi di Indonesia untuk tanaman padi, bawang merah, dan tebu, bekerja sama dengan instansi pemerintah, industriawan, dan kelompok tani,” jelasnya.

Biosilika juga menyimpan potensi aplikasi yang cukup beragam. Selain sebagai pupuk dan pestisida, Hoerudin menyebut bahwa penggunaan biosilika juga bisa dimanfaatkan untuk tekstil fungsional dan mengurangi penggunaan krom pada proses penyamakan kulit. Tak hanya itu, biosilika juga bisa diaplikasikan sebagai kandidat alternatif material graf pengganti tulang di bidang kedokteran gigi.

Baca Juga: Analis Sebut Agenda Sawit Prabowo Mendapat Dukungan Global

Lebih lanjut, dalam paparannya, dia menyebut bahwa upaya pengembangan produksi biosilika dari sekam padi dan abu boiler kelapa sawit bisa menjadi produk alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan produk silika bahan tambang seperti pasir kuarsa dan kuarsit dari felspar yang tidak terbarukan serta proses produksinya membutuhkan banyak energi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: