Pemerintah Indonesia Optimistis Bisa Penuhi Kebutuhan Baterai EV Dunia
”Pembuatan baterai berkapasitas 10 gigawatt baru saja dimulai pada bulan ini, menjadikan Indonesia sebagai produsen baterai terbesar di Asia, dan terlebih lagi, daur ulang lithium baterai EV (juga) sudah beroperasi sejak tahun 2023,” kata Agus.
Saat ini Indonesia memang tengah intensif dalam meningkatkan pembangunan smelter atau industri pengolahan nikel. Kementerian Perindustrian mencatat total proyek smelter nikel di Indonesia per Maret 2024 mencapai 70 proyek.
Baca Juga: Jokowi Puji Infrastruktur IKN: Air Melimpah, Listrik Oke, Internet Bagus
Dari jumlah itu, 44 smelter nikel beroperasi di bawah binaan Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), 9 smelter nikel yang sedang dalam tahap konstruksi, serta 7 lainnya yang masih dalam tahap studi kelaikan.
Jika semua perusahaan tersebut sudah beroperasi kata Agus Indonesia mampu memproduksi bahan baterai hulu EV berbasis nikel sebesar 1.143 GWh.
Baca Juga: Luhut Klaim Indonesia Sukses Daur Ulang Baterai Mobil Listrik hingga 99,5%
”Ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Indonesia telah berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dari hulu hingga hilir, mulai dari aktivitas penambangan hingga pembuatan paket baterai, dan bahkan bisnis daur ulang baterai,” tutup Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement