Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belajar Memaksimalkan SDM, 100 Pebisnis Ikuti Workshop Scale Up 2.0

Belajar Memaksimalkan SDM, 100 Pebisnis Ikuti Workshop Scale Up 2.0 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lebih dari 100 orang mengikuti workshop bisnis bertajuk “Scale Up 2.0” di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Acara yang digelar pada 13-14 Juli 2024 ini menghadirkan 4 pembicara dengan track record bisnis cemerlang, yaitu Rindi Allorerung, Natali Ardianto, Adythia Pratama, dan Ignasius Jonan.

Salah satu materi workshop dalam acara ini adalah mengenai cara memaksimalkan potensi tim dalam mencapai target perusahaan. Materi ini disampaikan oleh CEO Lifepack.id sekaligus mantan co-founder Tiket.com, Natali Ardianto. 

SDM jadi materi yang menarik karena kualitas SDM menjadi salah satu tantangan terbesar bisnis untuk bertumbuh. Jika kualitas SDM di bawah standar, maka target perusahaan sulit tercapai. Kondisi ini semakin parah jika perusahaan gagal menempatkan karyawan di posisi yang tepat. 

Oleh karena itu, salah satu hal yang ditekankan oleh Natali adalah mengenal dan memahami karyawannya. Dia menggunakan salah satu jenis psikotes untuk mengukur preferensi calon karyawannya. 

“Memahami kepribadian ini adalah kunci dari kolaborasi dan partnership. Kolaborasi ya kerja sama, tapi partnership ya misal antar direktur juga,” kata Natali di hadapan peserta workshop yang hampir seluruhnya pemilik bisnis (14/7/2024).

Baca Juga: Panduan Memulai Bisnis Online dari Nol, Ikuti Langkah-langkah Penting Ini!

Natali menjelaskan, tes yang tepat bisa membantu perusahaan mendapatkan SDM yang tepat berdasarkan nature, kemampuan yang dibawa secara alami. Selain itu, ada satu hal lagi yang harus diperhatikan perusahaan, yaitu nurture. Hal ini berkaitan dengan proses pengembangan kemampuan SDM. 

Pengembangan SDM berpengaruh besar terhadap produktivitas perusahaan. Survei Better Buys menemukan, karyawan yang mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan profesional 15% lebih terlibat dengan tingkat retensi 34% lebih tinggi dibandingkan karyawan yang tidak mendapatkan kesempatan tersebut. 

Lebih jauh, statistik Deloitte menjelaskan bahwa perusahaan dengan budaya belajar kuat 92% lebih mungkin mengembangkan produk dan proses baru, 52% lebih produktif, dan 17% lebih menguntungkan dibandingkan pesaing mereka. Menurut penelitian ini, tingkat keterlibatan dan retensi karyawan 30–50% lebih tinggi.

“Karena yang membuat karyawan tidak resign itu kalau mereka dapat ilmu yang tidak bisa didapatkan di tempat lain,” jelas Natali soal pengembangan kemampuan karyawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: