Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Limbah Sawit Jadi Biochart, Indonesia Bisa Raup Rp350 Triliun!

Potensi Limbah Sawit Jadi Biochart, Indonesia Bisa Raup Rp350 Triliun! Kredit Foto: Antara/Rahmad

"Biochart itu biasanya digunakan orang itu untuk menyuburkan tanah," tambah Dedi.

Dirinya mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini mempunyai sekitar 16,5 juta hektar perkebunan kelapa sawit yang mana, tiap hektarnya menghasilkan kurang lebih 50 ton biomas yang bisa diubah menjadi biochart.

Baca Juga: Pemerintah Matangkan Rencana Satu Peta untuk Tuntaskan Masalah Sawit

Sedangkan, di luar itu, setiap tahunnya sekitar 670.000 hektare kelapa sawit harus diremajakan. Dengan kata lain, sawit-sawit harus ditebang dan menjadi sumber emisi baru.

Apabila dihitung, sektor tersebut dalam setahun bisa menghasilkan sekitar 58,5 juta ton karbon. Yang mana, apabila karbon-karbon tersebut diolah menjadi biochart, maka bisa memberikan nilai ekonomi hingga US$5,85 miliar.

"Potensi biochart dari sawit itu bisa dihitung menjadi ekonomi karbon kurang lebih US$100 US per ton. Nah tinggal dikalikan aja tadi 58,5 juta ton, dikalikan dengan US$100. Jadi kalau dirupiahkan, sawit dari limbahnya saja sekian itu ketemu angkanya (US$5,85 miliar),” jelasnya.

Dalam kesempatan serupa, Ketua Umum Carbon Inisiatif Indonesia (CII), Audey Sjofjan, memprediksi potensi Indonesia yang dihasilkan dari pengolahan biochart dan hasil produksi sawit (CPO) bisa mencapai US$ 14,85 miliar.

Baca Juga: Dari Naik Pesat Jadi Turun, Ada Apa dengan Ekspor Lidi Nipah dan Lidi Sawit Indonesia?

"Saya langsung saja lah ke angka duit, saat ini ada 3 juta hektar kebun tua yang perlu diremajakan. Nah nilai dari 3 juta hektar itu nilainya ada 2, nilai dari biochart dan karbon kredit itu ada US$6,7 miliar. Setiap tahun yang tadi disertakan (Dedi) itu ada sekitar 670.000 hektar yang kita harus melakukan peremajaan. Uangnya itu setiap tahun US$1,3 miliar, setiap tahun. Nah ini dua yang ada di dalam perkebunan. Nah yang kalau di dalam pabrik kita total, yang bisa kita bisa dapat dari penjualan karbon kredit dan materialnya (CPO) itu hampir US$15 miliar (US$14,85 miliar) per tahun," jelas Audey.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: