Pengamat politik Refly Harun menilai bisa jadi terdapat aliansi strategis antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Anies Baswedan di pemerintahan yang dipimpin Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Aliansi strategis tersebut kemungkinan akan terjadi jika keduanya tidak mempunyai kekuasaan, sehingga Jokowi dan Anies Baswedan bersatu melawan penguasa, Prabowo Subianto.
Baca Juga: Manuver Terakhir, Anies-Kaesang Didukung Golkar-PSI di Pilkada DKI Jakarta
"Nah kalau misalnya ada triangle Jokowi kemudian dipersepsi sebagai penguasa yang sudah lemah karena tidak lagi berkuasa, Prabowo yang powerful, Anies juga tidak berkuasa, maka bisa jadi kemudian ada kerja sama aliansi strategis kalau Anies tidak punya nilai," ucapnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (15/8).
Sementara sebelumnya, Juru bicara PKS, Muhammad Kholid mengatakan dukungan partainya untuk Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta 2024 sudah kadaluwarsa, sehingga kini membuka opsi kedua untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
"Sekarang kami mendalami komunikasi di opsi yang kedua--lebih mendalami opsi kedua ini dengan pimpinan KIM," kata Kholid saat menggelar konferensi pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 10 Agustus 2024, dikutip dari Tempo.
Ia mengatakan dukungan PKS untuk Anies-Sohinul hanya berlaku dalam rentang waktu 25 Juni-4 Agustus 2024, tapi belum ada rekomendasi dari partai lain untuk bergabung mendukung pasangan tersebut selama periode itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement