Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University mengadakan Seminar Nasional bertajuk “Industrialisasi Kawasan Agromaritim untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Pedesaan” dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke-50. Adapun seminar yang dilaksanakan di IPB ICC Bogor pada Kamis, (15/8/2024), menghadirkan sejumlah narasumber dari akademisi, praktisi, serta pemangku jabatan terkait.
Rektor IPB University, Arif Satria, dalam sambutannya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus disertai dengan keterlibatan rakyat yang baik dengan tingkat kesenjangan yang tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, menurut dia transformasi ekonomi saja tidaklah cukup.
Baca Juga: Alumni IPB: Integrasi Sektor Kehutanan Penting untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045
Dirinya juga menekankan banyak pihak untuk terlibat dalam proses industrialisasi terutama untuk sektor real yang membuka peluang partisipasi rakyat untuk sama-sama bergabung dan terlibat langsung dalam proses kegiatan ekonomi.
“Transformasi sosial dan transformasi ekonomi itu harus berjalan beriringan. Industri di kawasan agromaritim itu hanya mendorong terjadinya transformasi ekonomi, jadi secara ekonomi naik tetapi tidak ada keinginan untuk mengindustrialisasi masyarakat,” kata Arif dalam sambutannya, Kamis (16/8/2024).
Dengan kata lain, mengindustrikan berarti masyarakat turut terlibat menjadi learning society yang mengambil peran untuk kemajuan dan itulah yang harus segera dilakukan.
Selain itu, Indonesia pada tahun 2030 nanti akan mendapatkan bonus demografi yang mana 46,19% penduduk Indonesia berusia produktif. Dirinya juga menegaskan untuk memanfaatkan dan memperkuat sumber daya manusia dalam bidang agromaritim.
Baca Juga: Ketua Pusat Studi Sawit IPB Desak Pemerintah Serius pada Potensi Sawit
“Industri agromaritim sudah memasuki fase baru yaitu fase 4.0 dimana harus terjadi pengawinan antara agromaritim dengan teknologi IT,” jelasnya.
Arif pun menyinggung perihal perubahan iklim yang sangat berat dihadapi dan bersinggungan dengan sektor agromaritim. Menurut dia, untuk mengatasi perubahan iklim diperlukan adanya inovasi untuk menghadilkan tanaman pakan yang bisa beradaptasi terhadap kondisi lingkungan.
“Ini tugas PSP3 untuk terus mengkaji teori teori pembangunan untuk diterapkan di dunia ketiga seperti Indonesia sehingga dapat menciptakan strategi yang khas dengan mewarnai pembangunan industri agromaritim dalam negeri,” ucapnya.
Baca Juga: Guru Besar IPB University Sebut Industri Sawit Harus Diproteksi
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar IPB University, Rachmat Pambudy, menyebut jika industrialisasi dan rantai pangan global bukanlah barang yang baru. pasalnya, lantaran 2 hal tersebut penjajah Belanda bisa bercokol selama beratus-ratus tahun di Indonesia dan mengeruk kekayaan alamnya.
“Kita merupakan negara laut terbesar di dunia, pantai tropis kita terpanjang di dunia, wilayah tropis kita salah satu yang terbesar di dunia, dan kita belum bisa memanfaatkan itu semua, padahal teori pembangunan sudah banyak,” kata Rachmat.
Dia juga menjelaskan bagaimana Indonesia membangun ketahanan pangan karena pangan merupakan hidup matinya suatu bangsa. Adapun visi pertama ketika Indonesia merdeka adalah bagaimana bangsa ini segera melakukan swasembada beras.
Lebih lanjut, cita-cita bangsa Indoonesia saat ini bukan hanya swasembada beras saja, melainkan swasembada pangan mulai dari ayam, telur, hingga susu. Kendati sudah swasembada di beberapa komoditas dan menghadapi tantangan baru yakni kelebihan produksi, namun masalah tersebut belum usai hingga hari ini.
Baca Juga: Ewindo Kerja Sama dengan IPB untuk Dorong Pengembangan SDM Bidang Hortikultura Tanah Air
“Maka saya sampaikan pula pada presiden terpilih bahwa sangat disayangkan, kelebihan kita banyak tapi kekurangan kita lebih banyak lagi. Lebih dari 50% penduduk kita kurang gizi, kurang makan dan lapar. Tercatat angka itu adalah 183,7 juta orang atau 68% populasi ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar harian mereka dan pangan bergizi masih sulit dijangkau masyarakat kita,” pesannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement