Sementara itu, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) menyebut jika pihaknya telah melakukan beberapa langkah seperti perbaikan saluran irigasi hingga penghijauan untuk mengantisipasi La Nina.
"Mulai dari perbaikan saluran irigasi yang sudah ada, penguatan tanggul, dan penghijauan disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS)," ungkap Sekretaris Perusahaan CSRA, Iqbal Prastowo.
Baca Juga: Serbundo: Masih Banyak Buruh Perkebunan Kelapa Sawit Tak Dapat BPJS
Di kuartal ke-3 tahun ini, sambungnya, pihaknya merasa optimis terhadap peningkatan produksi CPO karena adanya peningkatan produksi TBS.
"Produksi (TBS) diperkirakan mencapai puncaknya pada kwartal 3 ini yang merupakan puncak tahun panen, diperkirakan dapat menutup rendahnya produksi pada kuartal 1 dan 2 yang lalu," tambahnya.
Selain itu, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) juga melakukan sejumlah antisipasi. Sekretaris Perusahaan TAPG, Joni Tjeng menyebut jika pihaknya telah melakukan sejumlah infrastruktur untuk menghadapi iklim yang lebih basah imbas dari La Nina.
"Pada jalur pengiriman barang, perseroan sudah melakukan maintenance agar seluruh jalanan siap untuk menghadapi semua kondisi. Terkait water management, perseroan juga telah menyiapkan infrastruktur yang memadai agar perkebunan tidak mengalami genangan akibat curah hujan yang meningkat," ungkap Joni.
Joni menambahkan, kondisi yang lebih basah akibat La Nina diperkirakan justru akan meningkatkan produksi TBS di masa yang akan datang.
Baca Juga: Siap Mengawal Kehijauan Sawit, Kementan Jamin Ketersediaan Biodiesel B50
"Meskipun sedikit menekan Oil Exstraction Rate (OER) akibat proses pollination yang terganggu. Berdasarkan kondisi saat ini perseroan memperkirakan produksi TBS dan CPO masih akan mengalami peningkatan sebesar single digit dibandingkan tahun sebelumya," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement