Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menjelaskan jika anak muda atau generasi muda masa kini merupakan kelompok yang paling terdampak pada perubahan iklim. Oleh karena itu, mereka seharusnya lebih melakukan beberapa aksi nyata dalam pencegahan iklim.
Di sisi lain, dia juga meyakini bahwa jika anak-anak muda terjun melakukan aksi nyata, maka dampaknya akan signifikan. Dwi mengungkapkan, fenomena perubahan iklim kian mengkhawatirkan serta memicu dampak yang lebih luas.
Hal itu ditunjukkan dari berbagai peristiwa alam yang terkait dengan iklim mulai dari suhu udara yang lebih panas, terganggungnya siklus hidrologi, hingga maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia.
Baca Juga: Pemerintah Upayakan Skema New Gross Split untuk Genjot Iklim Investasi Migas
"Generasi Z dan Alpha akan menjadi generasi yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim. Karenanya, saya yakin anak-anak muda yang jumlahnya mendominasi penduduk Indonesia bisa memberikan dampak signifikan terhadap aksi perubahan iklim," ujar Dwikorita dalam keterangannya di media, dikutip Warta Ekonomi, Sabtu (24/8/2024).
Dia menegaskan bahwa perubahan iklim global ini bukanlah kabar bohong belaka dan prediksi untuk masa depan saja, melainkan realitas yang harus dihadapi oleh miliaran jiwa penduduk bumi.
Bahkan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru-baru ini menyatakan bahwa tahun 2023 lalu tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Adapun anomaly suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius di atas zaman pra industri.
Angka tersebut nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015 yang menyebutkan bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global di angka 1,5 derajat Celcius.
BMKG sendiri, ungkap Dwi, memproyeksi suhu udara di Indonesia akan melompat naik hingga 3,5 derajat Celcius dibandingkan dengan zaman pra industri di tahun 2100 mendatang apabila aksi mitigasi iklim gagal dilakukan.
Baca Juga: Gelar Pertemuan, Indonesia-Norwegia Kerja Sama Atasi Tantangan Iklim
Untuk diketahui, pada tahun 2023 silam terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave atau gelombang panas ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia maupun Eropa.
"Sementara WMO menyebut bahwa tahun 2050 mendatang, dalam skenario terburuk maka negara-negara di dunia akan menghadapi tidak hanya bencana hidrometeorologi, namun juga kelangkaan air yang berakibat pada krisis pangan. Jika melihat tahun tersebut, maka dapat dipastikan bahwa Generasi Z dan Alpha lah yang akan paling merasakan," imbuhnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ardhasena Sopaheluwakan selaku Deputi Bidang Klimatologi BMKG juga menyampaikan bahwa perubahan iklim bakal terus terjadi dalam beberapa dekade mendatang apabila tidak dilakukan aksi mitigasi.
Ardhasena mengungkapkan bahwa dampak negatif yang telah ditimbulkan oleh perubahan iklim perlu adanya langkah nyata dan respon global untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi.
Menurutnya, kunci keberhasilan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim itu ada pada upaya yang dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kesadaran dan pengetahuan yang mereka miliki.
Yang menjadi tantangan saat ini, lanjutnya, bagaimana meningkatkan pemahaman iklim dan perubahan iklim di kalangan publik, terutama generasi muda, generasi milenial, dan gen-Z.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement