Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda dengan Cacar Biasa, Kenali Karakter Ruam dan Lesi pada Penderita Mpox

Beda dengan Cacar Biasa, Kenali Karakter Ruam dan Lesi pada Penderita Mpox Kredit Foto: Nucleus Medical Media
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seseorang yang menderita Mpox atau cacar monyet biasanya akan mengalami gejala yang sama seperti cacar air. Misalnya, ruam dan lesi di tubuh. Akan tetapi, ada beberapa perbedaan atau karakteristik gejala yang dijumpai pada Mpox.

Dalam keterangannya, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Fitria Agustina menjelaskan bahwa cacar air dan cacar monyet sama-sama menyebabkan ruam. Akan tetapi, perbedaan ruam pada cacar monyet lebih padat, lepuhannya berisi cairan dan berakhir menjadi luka keropeng.

"Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air," kata Fitria, dikutip Warta Ekonomi, Sabtu (24/8/2024).

Baca Juga: Tanpa Obat, Asam Urat Dapat Teratasi Hanya dengan Konsumsi 5 Minuman dari Rempah Ini

Berdasarkan laporan wabah tahun 2022 lalu, lesi dan ruam yang dapat dijumpai pada pasien Mpox kerap terjadi pada area genital, anorectal, atau di dalam mulut dan biasanya berawal dari wajah. 

Ia juga menyebut bahwa ruam tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh. Ruam, sebutnya, terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi saja dan tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki.

Selain itu, lesi pada cacar monyet kerap digambarkan sebagai nyeri kecuali saat penyembuhan pasien sering mengeluhkan gatal. Dan biasanya, lesi juga timbul bersamaan pada berbagai stadium atau disebut dengan asinkron.

“Adanya lesi pada area genital juga menyebabkan gejala pada rektal atau dubur seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur,” ungkapnya.

Cacar monyet pun biasanya berlangsung selama 2 hingga 4 minggu. Kendati gejalanya terlihat ringan, namun biasa menyebabkan komplikasi hingga kematian terutama pada anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan gangguan sistem imun. Adapun komplikasinya meliputi infeksi sekunder, pneumonia, endefalitis, infeksi kornea, hingga hilangnya penglihatan.

Baca Juga: Efek Minum Kopi Tanpa Gula, Berbahaya untuk Kesehatan?

Adapun pengobatan cacar monyet, kata Fitria, merupakan simtomatik yang fokus pada pengurangan gejala demam dan nyeri. Sementara vaksin yang digunakan untuk cacar atau smallpox juga mampu memberikan perlindungan terhadap cacar monyet itu sendiri.

Pemberian vaksin cacar monyet berdasarkan data WHO tahun 2022 lebih berfokus pada individu yang berisiko tinggi cacar monyet seperti yang mempunyai pasangan seksual lebih dari satu, tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, petugas laboratorium, dan seseorang yang kontak erat dalam waktu empat hari sejak paparan.

“Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Ketentuan lebih lanjut penggunaan vaksin di Indonesia akan diatur sesuai ketentuan yang berlaku,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: