Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat total ekspor CPO pada Juni 2024 sudah mencapai 3.385 ribu ton. Angka tersebut melonjak sebanyak 72% dibandingkan dengan Mei 2024 yang mencapai 1.964 ribu ton.
Dalam keterangannya, Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, menjelaskan bahwa peningkatan terbesar terjadi pada produk olahan CPO yang naik sebesar 872 ribu ton dari 1.365 ribu ton pada Mei lalu, menjadi 2.237 ribu ton pada bulan Juni. Disusul oleh CPO yang naik dengan 578 ribu ton menjadi 651 ribu ton. Kenaikan volume ekspor tersebut lantas dibarengi dengan kenaikan harga dari US$ 981 per ton pada Mei, menjadi US$ 1.011 per ton pada Juni.
“Dengan demikian, nilai ekspor naik menjadi US$ 2.798 juta pada Juni dari US$ 1.728 juta pada bulan sebelumnya,” ungkap Mukti dalam keterangan pers yang diterima oleh Warta Ekonomi, Rabu (28/8/2024).
Berdasarkan negara tujuannya, Mukti mengatakan bahwa kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan India yang naik sebanyak 599 ribu ton menjadi 783 ribu ton. Disusul oleh China yang naik dari yang semula 322 ribu ton menjadi 712 ribu ton. Kemudian Pakistan yang naik dari 156 ribu ton menjadi 286 ribu ton, dan Mesir yang naik dari 100 ribu ton menjadi 122 ribu ton.
“Sedangkan ekspor mengalami penurunan untuk tujuan EU yang turun dengan 41 ribu ton menjadi 275 ribu ton dan Bangladesh yang turun 14 ribu ton menjadi 80 ribu ton,” jelas Mukti.
Di sisi lain, Mukti juga menyinggung produksi CPO pada Juni 2024 yang mencapai 3.691 ribu ton. Angka tersebut menurun 5% dari 3.885 ribu ton pada bulan Mei. Demikian juga dengan produksi PKO yang turun menjadi 354 ribu ton dari 368 ribu ton pada bulan Mei.
Produksi CPO 2024 sampai dengan bulan Juni 2024 menurun 4,07% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun total konsumsi dalam negeri turun 3 ribu ton dari 1.943 ribu ton pada bulan Mei menjadi 1.940 ribu ton pada Juni 2024. Adapun untuk keperluan konsumsi pangan naik sebesar 1 ribu ton. Disusul oleh oleokimia yang naik 5 ribu ton dari bulan Mei dan untuk biodiesel turun dari 907 ribu ton menjadi 898 ribu ton.
“Dengan produksi yang sedikit mengalami penurunan, konsumsi yang relatif stabil dan ekspor yang melonjak, maka stok akhir Juni turun menjadi 2.818 ribu ton, atau sekitar 1.276 ribu ton lebih rendah dari stok akhir Mei,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement