Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Tekankan Gerak Ekonomi Tak Lagi Terpaku Nasib Kelas Menengah

Airlangga Tekankan Gerak Ekonomi Tak Lagi Terpaku Nasib Kelas Menengah Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa kontribusi kelas menengah tidak lagi menjadi hal yang paling signifikan untuk ekonomi karena perputaran uang semakin dinamis, tak terpaku pada satu elemen masyarakat di Indonesia.

“Kalau kami bicara belanja itu, kami bicara retail, mal itu kan kelas menengah. Tetapi banyak pasar tradisional dan yang lain, itu seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya kelas menengah,” ujar Airlangga, dilansir Senin (02/09/2024).

Baca Juga: Menko Airlangga Ungkap Komitmen Indonesia Tekan Emisi Gas Rumah Kaca

Sebelumnya, Badap Pusat Statistik (BPS) mencatatkan adanya peningkatan jumlah penduduk yang masuk ke dalam kategori kelompok menuju kelas menengah. Jumlahnya naik dari 136,92 juta pada 2023 menjadi 137,50 juta pada 2024. Namun, jumlah penduduk kelas atas justru mengalami penurunan dari 1,26 juta pada 2023 menjadi 1,07 juta pada 2024.

BPS juga mencatat bahwa mayoritas pengeluaran dari kelas menengah dan kelompok yang sedang menuju ke arah tersebut, sebagian besar diarahkan untuk kebutuhan makanan dan perumahan. Pengeluaran untuk perumahan mencakup biaya sewa dan perabotan rumah tangga, sementara biaya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak termasuk dalam perhitungan ini.

Tren pengeluaran kelas menengah menunjukkan adanya peningkatan proporsi untuk makanan, sementara terjadi penurunan dalam pengeluaran untuk hiburan dan kendaraan.

“Kelas menengah memiliki peran yang sangat krusial sebagai bantalan ekonomi suatu negara. Ketika proporsi kelas menengah relatif tipis, perekonomian kurang resilien terhadap guncangan. Jadi, peran kelas menengah menjadi penting untuk menjaga daya tahan suatu ekonomi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti.

Amalia juga menjelaskan bahwa 42 persen dari penduduk kelompok menuju kelas menengah terdiri dari Generasi Z dan Generasi Alpha, dengan pengeluaran antara Rp 874.398 hingga Rp 2.040.262 per kapita per bulan.

“Kalau kita lihat usia dari penduduk kelas menengah, sekitar satu dari tiga penduduk kelas menengah itu merupakan Generasi Z dan Generasi Alpha,” tambah Amalia.

Baca Juga: Menko Airlangga Resmikan Smart-Eco Industrial Park Dengan Nilai Investasi USD 17,6 Miliar

Penurunan jumlah kelas menengah ini, menurut Amalia, sebagian besar disebabkan oleh dampak jangka panjang pandemi Covid-19. "Penurunan kelas menengah ini terjadi akibat efek long Covid pada 2019," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: