Puncak acara Lomba Batik Sawit Nasional 2024 itu sudah usai tiga hari lalu. Namun gemanya masih terus terasa lantaran 10 besar yang terjaring dalam helat perdana itu, bakal tampil pada acara Hari Batik Nasional, 2 Oktober mendatang.
"Rencananya bakal digelar di Plaza Malioboro," cerita CEO Smart Batik, Miftahudin Nur Ihsan melalui sambungan telepon, kepada Warta Ekonomi, jelang sore tadi.
Lelaki 31 tahun ini juga yang menjadi Ketua Pelaksana Puncak acara Lomba Batik Sawit Nasional 2024 yang digelar di Taman Pintar, Yogyakarta itu.
Lomba tadi kata magister Manajemen (Entrepreneurship) Universitas Gadjah Mada ini adalah hasil inisiasi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit dari Kota Yogyakarta, CV. Smart Batik Indonesia (Smart Batik) yang berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta. Helat ini kemudian didukung penuh oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Dari 1 Juni 2024 sampai 8 Agustus 2024, menjadi masa pendaftaran hingga pengumpulan karya dalam bentuk desain. Alhamdulillah, peserta sangat antusias, berasal dari 19 provinsi. Mulai dari kalangan profesional hingga siswa SMP, ada. Terkumpullah kemudian 201 disain," terang lelaki yang karib disapa Ihsan ini.
Lantas pada 1 Agustus 2024, mereka yang masuk dalam 10 besar diumumkan. "Satu di antaranya adalah tuna rungu. Mereka yang lolos ini kemudian kita minta merealisasikan karya dalam bentuk batik. Kita kasi tenggat waktu pengerjaan hingga 26 Agustus 2024," katanya.
Nah, pada puncak acara Kamis 5 September 2024 itu, 100 orang peserta menjejali arena kegiatan. Mereka terdiri dari siswa-siswi SMK Jurusan Batik atau Tata Busana se-DIY, guru, peserta lomba desain, dan pelaku usaha batik yang dipandu langsung oleh MC muda Yogyakarta, Fridolin Belnovando.
"Pada acara puncak itu kita umumkan 3 terbaik yang diselingi dengan talkshow dan workshop tentang batik sawit" ujar alumni penerima Beasiswa LPDP itu.
Masih di acara puncak tadi, Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Sugiharti Mulya Handayani berharap semakin hari semakin banyak IKM anggota Dekranasda Kota Yogyakarta ikut mengembangkan produk turunan sawit.
"Tujuan kegiatan ini diselenggarakan untuk mendorong perkembangan industri batik sawit, sekaligus mengenalkan potensi produk turunan sawit kepada masyarakat," terangnya.
Lebih jauh Sugiharti menyebut, hasil samping pengolahan minyak sawit yang dianggap sebagai limbah, ternyata bisa dimanfaatkan sebagai malam sawit yang bisa dipakai untuk bahan produksi kain batik.
Baca Juga: Agtech dan Blockchain, Bisakah Jadi Solusi Isu Deforestasi Industri Sawit?
"Harapan kami kedepannya, semakin banyak anggota Dekranasda yang bisa terlibat dalam pengembangan produk turunan sawit ini," dia berharap.
Kepala Divisi UKMK BPDP Kelapa Sawit, Helmi Muhansyah, sangat mengapresiasi kegiatan itu. Dia berharap Jogja bisa terus menjadi inspirasi dalam pengembangan produk batik sawit dan produk turunan sawit.
"Lomba ini pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta. Sebab sebagai Kota Batik Dunia, kami melihat peluang yang sangat besar bagi IKM Yogyakarta untuk memanfaatkan produk turunan sawit. Di sini banyak sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif yang saya pikir akan dapat menginisiasi pengembangan potensi batik sawit," katanya.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto yang membuka langsung kegiatan itu, memberikan apresiasi kepada Smart Batik, Dekranasda Kota Yogyakarta, dan BPDPKS.
"Apresiasi yang setinggi-tingginya khususnya kepada BPDPKS, Dekranasda Kota Yogyakarta, dan tentunya CV. Smart Batik Indonesia yang sekaligus Ketua Pelaksana. Kegiatan ini tentunya akan menjadi penyemangat dan penambah motivasi bagi kita semua untuk terus mengembangkan batik di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Batik Sawit memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan siap mendunia. Sawit Baik, Batik Sawit Luar Biasa, Jogja Istimewa," ungkap Sugeng bersemangat.
Adapun tiga besar dalam lomba tadi antara lain; juara 1 diraih oleh Frangky Kurniawan dengan judul karya Cerita dari Kebun Sawit, juara 2 Anggi Panca Ningtiyas dengan judul karya Lembayung Sawit Nusantara, dan juara 3 Aruman dengan judul karya Sawit Lestari.
Untuk juara favorit masing-masing diraih oleh Dian Primadyka (tuna rungu), Fran Kenny Tamara, Antonius Benny Nugroho, Indriyani Putri Listiyarini, Wiwit Mulyani, Fadia Anisa Haisafari, dan Rafik Wicaksono.
Baca Juga: BPDPKS Komitmen Selesaikan Masalah Industri Sawit Demi Optimalkan Hilirisasi
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian Apresiasi 10 Desain Terfavorit Kategori Pelajar, yang diraih oleh Selviana Sabela (SMK N 2 Gedangsari), Neza Roshida (SMK N 2 Gedangsari), Khusnul Khotimah (SMK N 3 Kasihan), RR Nadia Marfath Khairunissa (SMK N 3 Kasihan), Amalia Trihapsari (SMK N 2 Godean), Alya Hasna Khoirunina (PKBM Candradimuka), Muhammad Khafira Raihan (SMA N 2 Bondowoso), Winona Gracia Callista Liem (SMK Unggul Sakti), Ilma Rania Habibi (SMP IT BIC Bondowoso), dan Shereen Azalia Putri Kinara (SMP Negeri 1 Rengel).
Sesi pagi diakhiri dengan Talkshow tentang UKMK Batik Sawit yang dimoderatori Andi Purnawan Putra (Komunitas Pensil Terbang).
Ada 5 narasumber yang hadir; Drs.Tri Karyadi Riyanto Raharjo, S.H., M.Si (Dekranasda Kota Yogyakarta), Helmi Muhansyah (BPDP KS), Maya Mulyawati (BI DIY), Irfa’ina R Salma, S.ST, M.Sn (Balai Batik), dan Miftahudin Nur Ihsan (Smart Batik).
Acara pagi rampung, siangnya dilaksanakan pula praktik batik sawit di area Kampung Kerajinan, Taman Pintar. Mulai dari pembuatan malam sawit, mencanting dengan malam sawit hingga mewarnai dengan pewarna alami, dilakukan di sana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement