Saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menjadi salah satu top gainer di sektor asuransi umum pada pekan lalu. Kenaikan harga tersebut membawa saham TUGU ke posisi tertingginya dalam empat bulan terakhir.
Harga saham TUGU ditutup di Rp 1.230 per saham pada perdagangan Jumat (6 September 2024). Dalam sepekan terakhir, harga saham TUGU naik 8,85%. Saham TUGU pun masuk jajaran top gainer di sektor asuransi umum.
Meski sempat terkoreksi di awal perdagangan pekan ini, tetapi hargasaham TUGU tetap berada di atas level psikologis Rp 1.200 dan volume tetap kencang. Bahkan di sesi I perdagangan Selasa (10 September 2024), harga saham TUGU rebound 1,24% dan ditutup di Rp 1.220.
Harga penutupan pekan lalu sekaligus menjadi harga tertinggi sejak 26 April 2024. Statistik perdagangan menunjukkan bahwa volume, frekuensi maupun nilai perdagangan saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini melonjak signifikan.
Baca Juga: Terus Melesat, Segini Target Harga Saham TUGU
Rata-rata volume perdagangan saham TUGU per hari pekan lalu mencapai 9,2 juta atau naik 69% secara mingguan. Rata-rata frekuensi transaksi harian tembus 1.479x naik 77% mingguan.
Kenaikan volume dan frekuensi yang diiringi dengan apresiasi harga mendongkrak rata-rata nilai transaksi menjadi Rp 10,9 miliar ataunaik 76% secara mingguan.
Apabila dicermati dalam 5 hari perdagangan, saham TUGU terpantau naik dalam 4 kali perdagangan dan stagnan satu kali. Di sisi lain, peningkatan likuiditas perdagangan saham TUGU juga tidak lepas dari lonjakan aliran modal asing.
Investor asing tidak pernah absen memborong saham TUGU. Pada periode 2-6 September 2024, total akumulasi net buyasing mencapai Rp 10,5 miliar. Ini sekaligus menjadi nilai net buy asing tertinggi sejak awal April 2024.
Ryan Santoso, analyst BCA Sekuritas dalam laporan risetnya menjabarkan bahwa TUGU memiliki beberapa keunggulan utama yang membuatnya menarik untuk menjadi saham pilihan investasi.
Katalis utama untuk saham TUGU antara lain dari sisi potensi penetrasi asuransi umum yang masih bertumbuh, kebijakan OJK terkait ketentuan modal minimum, manajemen risiko TUGU yang baik serta kemampuan perseroan untuk konsisten membagikan dividen.
“TUGU bersikap hati-hati dalam menilai dan menerima nasabah, tercermin dari rasio klaim yang lebih rendah dibandingkan dengan industri pada umumnya sepanjang 2013 sebesar 36% vs. 44%.” Kata Ryan.
Baca Juga: Tugu Insurance Catat Kinerja Positif dengan Laba Bersih Rp439 Miliar di Semester I 2024
Ia juga menambahkan bahwa TUGU memiliki kemampuan yang baik untuk mengidentifikasi dan memetakan risiko nasabah maupun suatu proyek yang membuatnya optimis bahwa rasio klaim perseroan dapat terjaga ke depan.
Dividen juga menjadi aspek yang tak luput jadi sorotan. Ryan menilai bahwa lonjakan laba bersih TUGU di tahun 2023 atas kemenangan kasus hukum dengan Citibank Hong Kong membuatnya mampu memberikan dividen jumbo dengan yield sampai 13%.
Di tahun ini, kinerja TUGU yang kinclong diprediksi akan berlanjut dan kemampuan TUGU dalam membagikan dividen juga masih akan terjaga. Ryan sendiri memperkirakan apabila rasio dividen dipertahankan di kisaran 40% dari laba maka imbal hasil dividennya dapat mencapai 6%.
“Inisiasi BELI saham TUGU, dengan Target Price di Rp 1.600 dan yield dividen c.6% – menyiratkan 0,61x FY25F P/BV.” Tulis Ryan dalam laporan riset terbarunya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement