Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Green Economy Agenda: Mendorong Pertumbuhan Berkelanjutan di Kalimantan Timur

Green Economy Agenda: Mendorong Pertumbuhan Berkelanjutan di Kalimantan Timur Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Forum bisnis bertajuk "Green Economy Agenda: Membina Pertumbuhan Berkelanjutan dan Masa Depan Net Zero dengan Potensi Bisnis Lokal" sukses diselenggarakan di Balikpapan. Acara ini diinisiasi oleh KADIN Indonesia bekerja sama dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), dan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi serta sinergi dunia usaha lokal dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 60 peserta dari 50 perusahaan lokal yang beroperasi di Kalimantan Timur dan sekitarnya, serta beberapa perwakilan dari institusi pemerintah Kalimantan Timur. Mereka mengikuti berbagai sesi diskusi yang membahas strategi mencapai emisi nol bersih dan pertumbuhan berkelanjutan dengan memperhatikan potensi bisnis lokal.

Dalam sambutannya, Ashari, selaku Wakil Ketua Umum Pertambangan Batubara dan Energi Terbarukan Kadin Provinsi Kalimantan Timur mengatakan, “Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk mengimplementasikan transisi energi. Kadin Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen untuk ikut menjalankan transisi energi dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, salah satunya yakni diperlukan insentif dari pemerintah untuk sektor swasta," ujarnya.

Baca Juga: Sekolah Ilmu Lingkungan UI Dorong Keberlanjutan Waduk Berbasis Pengetahuan Lokal Budaya Betawi

Acara ini juga memperkenalkan Kadin Net Zero Hub (NZH), sebuah inisiatif yang mendukung perusahaan dalam mewujudkan komitmen iklim perusahaan lokal di Kalimantan Timur. Aloysius Wiratmo, Program Development Manager IBCSD, menyoroti peran penting sektor bisnis dalam mendukung target net zero Indonesia.

“Komitmen perusahaan untuk mengurangi emisi dan menerapkan Science-Based Target Initiative (SBTi) adalah kunci untuk memastikan bahwa kita berada di jalur yang tepat menuju masa depan rendah karbon. Dengan bergabung dalam program Kadin NZH, perusahaan dapat mengakses sumber daya dan alat yang akan membantu mereka merancang strategi emisi nol bersih yang berkelanjutan dan menguntungkan,” jelas Aloysius.

WRI Indonesia, sebuah riset independen yang merupakan bagian dari konsorsium Kadin NZH, berbagi wawasan tentang bagaimana inisiatif Science-Based Target Initiative (SBTi) dapat menjadi panduan bagi perusahaan untuk mengurangi emisi mereka dengan cara yang terukur dan berdasarkan ilmu pengetahuan.

“Melalui inisiatif Kadin NZH, industri-industri di seluruh Indonesia, salah satunya di Kalimantan Timur, didorong untuk dapat menyusun dan implementasi strategi dekarbonisasi dengan mengikuti standar internasional dan sesuai dengan sains, seperti SBTi. Memanfaatkan panduan SBTi dapat membantu perusahaan menurunkan emisi guna mendukung pencapaian target emisi nol bersih pada tahun 2050. Strategi dekarbonisasi yang berbasis sains memungkinkan industri untuk tidak hanya berkontribusi dalam upaya pencapaian target iklim, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing industri,” ujar Muhammad Reza, Junior Net Zero Analyst, WRI Indonesia.

Baca Juga: Deforestasi Jadi Penyebab Utama Perubahan Iklim?

"Pelaporan Iklim dapat membantu perusahaan dalam mengelola risiko iklim, meningkatkan performa keberlanjutan, memperluas akses pendanaan dan pasar, serta meningkatkan transparansi dan reputasi publik," jelas Faiza Fauziah, APAC Regional Manager CDP yang kemudian memaparkan bagaimana pelaporan aksi iklim dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi bisnis, dengan menekankan pentingnya transparansi dalam melaporkan langkah-langkah keberlanjutan perusahaan.

Perwakilan dari WWF Indonesia, Rafi Aquary, Climate & Energy Analyst, menyampaikan pentingnya peranan rantai suplai dan sektor jasa keuangan dalam mengakselerasi pertumbuhan hijau menuju net zero.

“Tanpa pelibatan rantai suplai—termasuk perusahaan kecil dan menengah, net zero akan sangat sulit tercapai. Pada saat yang sama, keterbatasan permodalan dan pendanaan masih menjadi tantangan dalam mewujudkan dekarbonisasi industri. Oleh karena itu, sinergi yang melibatkan perusahaan dan rantai suplainya serta lembaga jasa keuangan perlu dibangun untuk mengembangkan skema pendanaan yang dibutuhkan dalam mewujudkan ekosistem yang berkelanjutan di tingkat lokal—tak terkecuali di Kalimantan Timur,” ujarnya.

Forum ini diakhiri dengan sesi networking yang memungkinkan para peserta untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai peluang kolaborasi dalam mengembangkan inisiatif ekonomi hijau di Kalimantan Timur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: