Sebanyak 41% dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia, kata Edi, dimiliki oleh para petani kecil yang tentu saja tinggal di sekitar perkebunan. Alhasil, industri tersebut memberikan pekerjaan kepada sekitar 17 juta orang mulai dari sektor pertanian hingga pengolahan dan administrasi.
“Namun, Reuters nampaknya mengabaikan fakta-fakta tersebut,” ujar Edi.
Baca Juga: Pj Gubernur Riau Dukung Kerja Sama dengan Mahasiswa Jepang Soal Hilirisasi Sawit
Selain itu, pihaknya juga menegaskan bahwa kontribusi minyak kelapa sawit sangat penting dalam upaya Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil melalui penggunaan biofuel. Sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan biodiesel berbasis sawit guna menekan emisi karbon.
“GAPKI menyayangkan publikasi artikel yang dinilai tidak seimbang dan tidak berdasar dengan fakta yang telah diverifikasi sebelumnya,” ungkapnya.
Reuters dinilai tidak melakukan verifikasi yang cukup terkait berbagai klaim yang mereka buat dalam klaim tersebut. Hal tersebut merupakan contoh kampanye hitam terhadap industri kelapa sawit Indonesia yang kerap diabaikan oleh media asing.
Baca Juga: SMK Dinamika 1 Jakarta Jadi Pemenang Lomba Konversi Motor Listrik
Dalam pandangan GAPKI, industri kelapa sawit Indonesia saat ini masih terus berupaya untuk memenuhi standar keberlanjutan dan berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk di antaranya menjaga keseimbangan lingkungan sambil memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement