Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sarasehan Kadin dan Kemenperin, Anindya: Kontribusi Sektor Industri Capai 73 % dari Nilai Ekspor

Sarasehan Kadin dan Kemenperin, Anindya: Kontribusi Sektor Industri Capai 73 % dari Nilai Ekspor Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) Anindya Bakrie menyatakan, kontribusi sektor industri di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencapai 73 % dari total nilai ekspor nasional. Bukan hanya itu, sektor industri juga berkontribusi sebesar 25 % dari total penerimaan negara.

Untuk itu, sebagai mitra strategis Pemerintah, sangat relevan dan penting bagi Kadin Indonesia mengundang Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita beserta jajarannya dalam acara “Sarasehan Bersama Menteri Perindustrian” dengan tema ‘Sinergi Pembangunan Industri 2025-2029 Kemenperin– Kadin Indonesia’ di Menara Kadin Indonesia’ Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2024).

“Bobot Kemenperin tidak main-main, kontribusi dari industri 73 % dari ekspor, 25 % dari penerimaan negara. Hampir 20 % dari PDB (Produk Domestik Bruto) serta (menyerap) 19 juta lapangan pekerjaan. Jadi relevan dan berpengaruh kedatangan Pak Menteri,” terang Anin.

Dia menegaskan, Kadin akan terus mendukung target pertumbuhan ekonomi menuju 8 % yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan. Untuk itu, Anin menilai, penguatan daya beli masyarakat dan belanja modal Pemerintah menjadi sangat penting, selain faktor investasi sebagai ‘motor’ terutama yang berbasis ekspor.

Sementara itu, di dalam paparannya, Agus Gumiwang menjelaskan empat arah transformasi sektor industri yang menjadi kunci dalam transformasi ekonomi nasional selama lima tahun ke depan menuju visi Indonesia Emas 2045. Keempat arah transformasi sektor industri yang dimaksud adalah transformasi digital menuju industri 4.0, transformasi industri hijau menuju ekonomi berkelanjutan (ekonomi hijau), transformasi penguatan nilai tambah dan hilirisasi, dan transformasi menuju produk halal.

“Untuk transformasi digital, Kemenperin telah membangun fasilitas yaitu PIDI4.0 yang dilengkapi empat satellite capability center serta tiga learning factories yang dapat membantu melakukan lompatan transformasi dalam proses bisnisnya. Kami sangat terbuka dan akan senang sekali apabila Kadin dapat ikut bekerja sama dengan Kemenperin dalam memanfaatkan fasilitas PIDI4.0 utk mendorong transformasi digital ini secara optimal,” ujar Agus Gumiwang. 

Transformasi industri hijau menjadi prioritas utama dalam strategi pengembangan industri, penerapannya mencakup efisiensi dalam sumber day, pengurangan emisi serta adopsi teknologi ramah lingkungan. Tujuannya, untuk mewujudkan industri yang lebih berkelanjutan sekaligus mendukung target net zero emission 2050 untuk industri, sepuluh tahun lebih cepat dibanding target nasional.

Ketiga, berkaitan dengan transformasi nilai tambah dan hilirisasi dan menjadi strategi terpenting karena secara eksplisit dimuat dalam Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo – Gibran yang bertujuan untuk menggandakan nilai tambah yang berasal dari sumber daya alam, memberikan multiply effect baik untuk peningkatan investasi, perluasan ekspor dan penambahan penyerapan tenaga kerja.

Terakhir adalah transformasi menuju produk halal. Menurut data Global Islamic Economy Indicator dalam State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2023/24 yang dirilis Dinar Standard pada April 2024 lalu menjelaskan jumlah konsumsi produk dan jasa halal di dunia tahun 2022 diperkirakan mencapai UD$2,29 triliun.

“Jumlah konsumsi produk halal global tahun 2024 (diperkirakan) akan mencapai UD$ 2,4 triliun, (artinya) potensi yang luar biasa di Indonesia. Tentu pemerintah Indonesia bersama Kadin wajib ikut mempersiapkan ekosistem industri halal yang potensinya sangat besar ini,” kata Agus Gumiwang.

Di dalam sarasehan tersebut, sebagai langkah awal, Agus meminta Kadin untuk berperan serta membantu pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian.

“Ada beberapa hal yang kami ingin menjadi perhatian dari Kadin, yaitu berkaitan dengan Undang Undang (UU) no. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Sudah waktunya untuk dievaluasi karena UU ini sudah 10 tahun umurnya dan sudah banyak dinamika dan tantangan khususnya teknologi. Dan kami juga mengajak Kadin bersama-sama dengan pemerintah merumuskan roadmap (perindustrian) menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Agus Gumiwang.

“Tulang punggung Kadin ada dua: Kadin Provinsi termasuk Kadin Kota dan Kabupaten, dan anggota luar biasa (ALB) seluruh asosiasi dan himpunan di Indonesia di bidang ekonomi. Semua adalah anggota Kadin. Kami siap menjadi mitra strategis pemerintah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1987,” tegas Anindya.

Acara sarasehan ini dihadiri oleh tim formatur Kadin Indonesia 2024 – 2029, para ketua umum maupun pengurus Kadin Provinsi, para asosiasi atau anggota luar biasa (ALB) Kadin Indonesia, mantan ketua umum dan mantan pengurus Kadin Indonesia, serta para pengusaha nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Advertisement

Bagikan Artikel: