98% Limbah Medis Singapura Ternyata Dikelola Perusahaan Indonesia, Ini Dia Pemainnya!
PT TBS Energi Utama Tbk melaporkan melalui anak usahanya, PT Solusi Bersih TBS (SBT) berhasil memonopoli bisnis pengelolaan limbah medis di Singapura.
“Jadi kalau ada yang sakit, check up di Singapur, most likely nanti sampahnya kita yang ngurusin. We are a monopolist in that sector,” kata Pandu Sjahrir Vice President Director PT TBS Energi Utama Tb di SDGs Annual Conference 2024, Jakarta, Selasa (08/10/2024).
Baca Juga: Tingkatkan Layanan, BNI Relokasi KLN Singapura ke Lokasi Strategis di Raffles Place
Untuk diketahui PT Solusi Bersih TBS dalam hal ini mengoperasikan pengelolaan limbah di Singapura lewat perusahaan yang diakuisisinya pada Agustus 2023 lalu. Perusahaan tersebut yaitu Asia Medical Enviro Services (AMES) yang juga berbasis di Singapura.
Pada paruh pertama tahun 2024, perusahaan bahkan mencatat EBITDA USD2,6 juta dari pengelolaan limbah setelah akuisisi tersebut.
“98% of waste in medical companies di Singapur, kita yang ngurusin,” lanjutnya.
Pandu membocorkan bahwa kedepan melalui akuisisi ARAH Environmental (AE) yang juga telah diakuisisi perusahaan di tahun lalu bakal melebarkan sayapnya dari limbah medis ke pengelolaan dan daur ulang limbah industri termasuk daur ulang baterai di tanah air.
“Ini salah satu yang akan kita kembangin. ARAH ke depannya apa? Industrial waste and recycling yang termasuk battery recycling. Itu nanti tahun 2026-2007,” ujar Pandu.
Bergerak di bisnis pengelolaan limbah menurut Pandu sangat menguntungkan. Pasalnya bisnis ini memiliki margin tinggi dan menghasilkan EBITDA 30% layaknya berbisnis di sektor batu bara.
“Misalnya pengen financing, this is financeable. What I like about this business, high margin. EBITDA marginnya almost like coal, 30% dan sustainable, lama. Kontraknya lama, so imagine it's a business, what I call it's a business of must have,” tutup Pandu.
Baca Juga: PT Energi Baru TBS Bakal Kantongi Tambahan EBT 46 MW di 2025, Ini Sumbernya
Dengan langkah strategis ini, TBS membuka jalan yang berkelanjutan, berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, serta memperkuat peran sebagai perusahaan yang bertanggung jawab akan keberlanjutan. Hal ini sejalan dengan misi perusahaan untuk mencapai netralitas karbon di tahun 2030.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement