Pelaku UMKM Perempuan Indonesia Dapat Menjadi Pelopor Kemajuan Perdagangan di Pasar Global
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menilai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan dapat menjadi pelopor dalam inovasi, ketangguhan, dan kemajuan perdagangan di pasar global.
Sehingga Wamendag Roro mendorong keterlibatan pelaku UMKM perempuan Indonesia di pasar global, khususnya Australia, yang disampaikannya dalam sambutan kunci sekaligus membuka kegiatan “Women-Led SMEs Dialogue Forum on Trade: Go Big, Go Global” di The Sultan Hotel, Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Baca Juga: Kemendag Dorong Adaptasi Kebijakan Perdagangan Terhadap Perubahan Iklim
“Kami juga berharap para pelaku UMKM perempuan dapat menyampaikan usulan terkait kebijakan dalam forum ini. Hal itu guna mendukung keterlibatan yang lebih besar bagi pelaku UMKM perempuan pada perdagangan internasional, khususnya antara Indonesia dan Australia. Sebab, pelaku UMKM perempuan dapat menjadi pelopor dalam inovasi, ketangguhan, dan kemajuan perdagangan," ujar Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Rabu (6/11).
Potensi tersebut dapat terwujud jika hambatan bagi perempuan untuk berkiprah di perdagangan internasional dapat diatasi,seperti tersedianya akses untuk meningkatkan pengetahuan para pelaku UMKM perempuan tentang pasar negara mitra. "Untuk mewujudkannya, tentu hal-hal yang menghambat keterlibatan perempuan harus segera kita atasi,” imbuhnya.
Wamendag Roro menuturkan, forum dialog ini juga disiapkan untuk menggali minat dan potensi UMKM perempuan dalam melakukan ekspor, termasuk upaya mitigasi risiko terhadap hambatan ekspor di lapangan. Forum ini diharapkan dapat membuka dialog mengenai tantangan yang dihadapi perempuan dalam usaha mereka menuju ekspor, sesi praktis tentang pembiayaan perdagangan, dan wawasan tentang pasar Australia.
Pada kesempatan tersebut Wamendag Roro mengatakan, pelaku UMKM perempuan dapat memanfaatkan kantor-kantor konsultasi milik Kementerian Perdagangan di daerah untuk memperoleh informasi pasar hingga pengembangaan produk ekspor. Adapun kantor-kantor konsultasi tersebut meliputi Export Center di Surabaya dan Makassar, serta Free Trade Agreement (FTA) Center yang berlokasi di Bandung, Semarang, dan Jakarta.
“Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk mendukung berbagai upaya peningkatkan ekspor. Salah satunya melalui Export Center dan FTA Center yang ada di daerah. Di sana, perempuan pelaku UMKM dapat memperoleh informasi peluang ekspor di pasar internasional melalui pelayanan satu pintu (one stop service),” imbuh Wamendag Roro.
Wamendag Roro menjelaskan, hubungan yang kuat antara Indonesia dan Australia semakin diperkokoh dengan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-Australia CEPA). Berdasarkan hasil analisis Katalis pada 2022, perjanjian perdagangan ini akan memberikan keuntungan bagi perempuan pelaku UMKM berupa peningkatan keterlibatan mereka di dalam perdagangan.
“Keuntungan Indonesia-Australia CEPA bagi perempuan akan terlihat lebih jelas pada produk-produk jasa dan agribisnis bagi Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam penambahan nilai tambah dalam rantai pasok,” tutur Wamendag Roro.
Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, peran perempuan di dalam UMKM sangat signifikan. Pada 2023, sebanyak 64,5 persen dari total 66 juta pelaku UMKM adalah perempuan. Dengan begitu, jumlah perempuan pelaku UMKM di Indonesia mencapai 37 juta pelaku usaha.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement