Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia dan Hungaria Bahas Analisis Malware sebagai Dasar Pertahanan Siber

Indonesia dan Hungaria Bahas Analisis Malware sebagai Dasar Pertahanan Siber Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kedutaan Besar Hungaria dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar focus group discussion (FGD) bertajuk "Analisis Malware sebagai Fondasi Pertahanan Siber Pemerintah" bersama sejumlah pakar dan institusi strategis di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (6/11) kemarin.

Sebagai salah satu rangkaian acara Forum Bisnis HunIndotech 5.0, FGD ini berfokus pada tantangan utama keamanan siber Indonesia dalam menghadapi serangan malware geopolitik yang menargetkan infrastruktur digital nasional.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Keamanan Siber Indonesia (Hipkasi), Laksamana Madya TNI (Purn.) Dr. Desi Albert Mamahit menegaskan bahwa serangan terhadap Pusat Data Nasional telah mengungkap kelemahan serius dalam sistem pertahanan siber Indonesia yang dapat mengancam stabilitas nasional. 

Baca Juga: KADIN DKI Bahas Masa Depan Jakarta Jelang Pilkada

Menurutnya, peningkatan kesadaran terhadap bahaya siber, mulai dari tingkat individu hingga nasional, adalah langkah pertama yang krusial. "Pertama, kita perlu meningkatkan kesadaran pribadi dan keluarga tentang pentingnya keamanan dalam penggunaan gadget dan internet, mulai dari smartphone hingga komputer. Di lingkungan kerja, seluruh staf hingga pimpinan juga harus memiliki pemahaman ini," ujar Mamahit.

Ia juga menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam memperkuat pertahanan siber nasional. Teknologi antivirus tradisional perlu dilengkapi dengan alat analisis malware canggih untuk mencapai deteksi ancaman yang optimal.

Integrasi antara berbagai perangkat lunak keamanan dan kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas Indonesia dalam menghadapi serangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

“Pemerintah harus berkolaborasi dengan sektor swasta, termasuk penyedia teknologi, perangkat lunak, dan perangkat keras, untuk memastikan keamanan yang efektif,” tambah dia.

Mamahit menambahkan bahwa FGD ini bukan hanya untuk membentuk kerja sama, tetapi juga kesempatan belajar dari ahli keamanan siber Hungaria serta mendorong kolaborasi nyata dengan melibatkan akademisi.

"Mereka membuka kesempatan untuk pelatihan dan edukasi, dan kami akan membantu menjalin hubungan dengan universitas dan perguruan tinggi di Indonesia untuk dapat berbagi pengetahuan tersebut," ucap dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: