Harga emas dunia mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan di Senin (11/11). Penurunan tajam ini terjadi gegara investor melihat pasar logam mulia ini kurang menarik akibat adanya penguatan signifikan dari Dolar Amerika Serikat (AS).
Dilansir Selasa (12/11), Emas spot turun 2,5% menjadi US$2.617,96 per ons. Sementara Emas berjangka AS merosot 2,9%, ditutup pada level US$2.617,70 per ons.
Baca Juga: Euforia Investor akan Kemenangan Trump: Dow Jones dan Bitcoin Cetak Rekor!
Ahli Strategi Komoditas TD Securities, Daniel Ghali mengatakan bahwa hal ini tidak terlepas dari Kemenangan Donald Trump. Sosok tersebut diprediksi akan mengalihkan fokus pasar pada potensi kebijakan ekonomi yang mungkin diambil, termasuk kemungkinan penerapan tarif baru yang dapat meningkatkan permintaan dolar AS.
“Kenaikan tajam dolar AS menjadi hambatan utama bagi harga emas, karena meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda pelonggaran kebijakan moneter," ungkapnya.
The Fed diprediksi tengah kesulitan menentukan langkah selanjutnya terkait dengan penurunan suku bunga karena angka inflasi yang semakin mendekati target 2%. Sebelumnya, lembaga tersebut telah memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25%, menjadi kisaran 4,5% hingga 4,75%. Namun hal tersebut diprediksi akan terpengaruhi oleh kebijakan dari Trump.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melambung Tinggi, OJK Sebut Kemenangan Trump Jadi Angin Segar Industri Kripto
Pasar di sisi lain juga menantikan data ekonomi yang akan dirilis, seperti indeks harga konsumen (CPI), indeks harga produsen (PPI), klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel AS. Hal tersebut akan menjadi fokus utama investor untuk menilai prospek kebijakan moneter selanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement