Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan di Senin (11/11). Bursa nasional tercatat melemah 0,28% atau turun 20,73 poin ke level 7.266,46. Hal ini terjadi akibat adanya peningkatan aksi jual dalam IHSG.
Dilansir Selasa (12/11), Laporan D’Origin Financial And Business Advisory menyebutkan bahwa pelemahan ini berpotensi menguji support 7.240. Jika hal itu tembus, maka terdapat peluang bursa akan menuju 7.220. IHSG sendiri telah membentuk ekor dibawah cukup panjang, menunjukkan adanya dorongan beli.
Baca Juga: Nestapa hingga Akhir, IHSG Tempati Level 7.266 pada Penutupan Perdagangan Hari Ini
Adapun frekuensi perdagangan saham pada hari tersebut tercatat sebanyak 1.459.671 transaksi dengan volume 23,59 miliar lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp13,17 triliun. Sebanyak 190 saham mencatatkan kenaikan, 397 saham mengalami penurunan, dan 196 saham tidak berubah.
Saham- saham dengan penguatan terbesar alias top gainers meliputi:
- PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL)
- PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
- PT Multitrend Indo Tbk (BABY)
- PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU)
Sedangkan saham-saham yang mencatatkan pelemahan terbesar alias top losers adalah:
- PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK)
- PT Haloni Jane Tbk (HALO)
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)
- PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS)
- PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD)
Adapun investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp1,5 triliun. Net sell terbesar terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai mencapai Rp727,5 miliar. Hal inilah yang menekan pergerakan saham perbankan dan memperberat IHSG.
Total akumulasi transaksi beli bersih asing sepanjang tahun ini berkurang menjadi Rp32,2 triliun, menandakan adanya sentimen negatif dari investor global terhadap pasar saham Indonesia.
Rekomendasi Saham Hari Ini
D’Origin Financial And Business Advisory mendorong investor untuk berhati-hati menghadapi kondisi aksi jual yang kemungkinan masih berlanjut di IHSG. Pihaknya memberikan tiga rekomendasi saham dengan potensi beli dan target harga diberikan sebagai acuan:
1. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
- Harga Penutupan: 1.135 (-30 pts; -2,58%)
- Rekomendasi: Spek Buy
- Target: 1.350
- Stop Loss (SL): 1.000
- Support: 1.120 ; 1.100
- Resist: 1.150 ; 1.170
- Volume perdagangan lebih kecil dari hari sebelumnya.
- Pelemahan SSIA berpotensi menguji support 1.120. Jika support ini ditembus, kemungkinan penurunan menuju 1.100. Namun, adanya potensi rebound jika harga bertahan di atas level support ini.
2. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
- Harga Penutupan: 6.975 (+150 pts; +2,20%)
- Rekomendasi: Spek Buy
- Target: 7.500
- Stop Loss (SL): 6.700
- Support: 6.950 ; 6.900
- Resist: 7.000 ; 7.050
- Volume perdagangan lebih besar dari hari sebelumnya, mengindikasikan minat beli yang kuat.
- INTP berpotensi menguji resistance di level 7.000. Jika berhasil ditembus, peluang kenaikan menuju 7.050 cukup besar.
3. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
- Harga Penutupan: 1.125 (-35 pts; -3,02%)
- Rekomendasi: Spek Buy
- Target: 1.400
- Stop Loss (SL): 1.000
- Support: 1.110 ; 1.100
- Resist: 1.140 ; 1.150
- Volume perdagangan lebih besar dari hari sebelumnya, menunjukkan tekanan jual masih kuat.
- CTRA mencetak ekor bawah panjang, mengindikasikan adanya dorongan beli. Namun, jika support 1.110 ditembus, harga berpotensi turun lebih lanjut hingga 1.100.
Disclaimer: Perdagangan Beli Jual Saham adalah instrument investasi yang memiliki risiko kerugian. Semua postingan di laman ini bertujuan utama untuk berbagi informasi seputar market dengan analisa untuk meminimalisirkan risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual ada di tangan Anda masing-masing. Kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian yang ditimbulkan atas transaksi beli jual yang Anda lakukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Disclaimer: Keputusan untuk melakukan aksi jual atau beli saham sepenuhnya ada di tangan pembaca. Segala risiko kerugian dari setiap keputusan investasi yang diambil menjadi tanggung jawab pembaca.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement