Pengembangan Bahan Bakar Minyak (BBM) ramah lingkungan tengah digencarkan oleh pemerintah Indonesia melalui implementasi biodiesel 50% atau B50 yang direncanakan berlaku pada tahun 2025 mendatang.
Hal tersebut diungkap oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang mengaku jika pihaknya saat ini berencana untuk mengembangkan program bauran solar dengan minyak sawit 50% itu pada tahun depan.
Baca Juga: Petani Sawit Jadi Kunci Sukses Program Biodiesel
Tujuan dari pengembangan B50 tersebut salah satunya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang kian menipis. Kendati demikian, pemerintah saat ini melakukan ancang-ancang untuk pelaksanaan mandatory biodiesel 40% atau B40 terlebih dahulu sebelum ke B50.
"Konversi dari B35 ke B40 1 Januari sudah harus jalan. Setelah itu kita persiapan untuk menjadi B50. Kita sudah siap. Karena kalau B50 sudah kita lakukan maka tidak ada lagi impor solar," kata Bahlil di Jakarta, dikutip Kamis (28/11/2024).
Menurut Bahlil, program peningkatan biodiesel jadi B50 merupakan mandate langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi.
Untuk mewujudkan program tersebut, sambung Bahlil, ada dua cara yang dilakukan oleh pihaknya. Yang pertama dilakukan lifting dan yang kedua meningkatkan bauran biodiesel.
Baca Juga: Bahlil: Hilirisasi Nikel Sudah Berada di Jalur yang Benar
"Karena CPO kita kan banyak. Kemarin juga ratas (rapat terbatas) pak presiden memerintahkan untuk segera membangun industri etanol dan metanol," jelas Bahlil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement