Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sumber Global Energy (SGER) Kantongi Kontrak Penjualan Batu Bara Rp172,85 Miliar dari Filipina

Sumber Global Energy (SGER) Kantongi Kontrak Penjualan Batu Bara Rp172,85 Miliar dari Filipina Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (27/7/2023). Kementerian Keuangan mencatat realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara atau minerba meningkat sebesar 94,7 persen dari Rp40,2 triliun pada semester I 2022 meningkat menjadi Rp78,3 triliun pada semester I 2023 yang disebabkan oleh penyesuaian tarif iuran produksi atau royalti batu bara. | Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) terus memperluas pasar internasionalnya dengan menandatangani perjanjian jual beli batu bara senilai USD10,94 juta atau sekitar Rp172,85 miliar dengan Minergy Power Corporation (MPC) di Filipina. Kontrak ini ditandatangani pada 25 November 2024 dan diharapkan memberikan dampak positif terhadap kinerja SGER.

Michael Harold, Corporate Secretary SGER, menyatakan bahwa kontrak tersebut mencerminkan kepercayaan mitra luar negeri terhadap kualitas dan kapasitas SGER sebagai pemasok batu bara. “Perolehan kontrak ini akan berdampak baik bagi peningkatan kinerja perseroan,” ungkap Michael, Jakarta, Kamis (28/11/2024)

Baca Juga: Delta Dunia (DOID) Akuisisi Tambang Batu Bara Terbesar di Australia, Berapa Nilainya?

Selain kontrak dengan MPC, SGER sebelumnya juga telah menandatangani perjanjian dengan PT Merge Mining Industri pada 11 November 2024 untuk volume kontrak sebesar 2 juta metrik ton, dengan potensi pendapatan mencapai Rp3 triliun.

Adapun, hingga 30 September 2024, pendapatan bersih SGER meningkat menjadi Rp10,88 triliun dibandingkan Rp9,52 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, beban pokok pendapatan naik signifikan menjadi Rp10,10 triliun dari Rp8,65 triliun, sehingga laba kotor turun menjadi Rp786,23 miliar dari Rp873,46 miliar.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun menjadi Rp565,16 miliar dari Rp608,26 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: