Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Menko Airlangga Yakinkan Investor Global Tanam Modal di Indonesia

Cara Menko Airlangga Yakinkan Investor Global Tanam Modal di Indonesia Airlangga Hartarto | Kredit Foto: Instagram/Airlangga Hartarto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Fundamental perekonomian Indonesia sampai saat ini masih solid, pada Kuartal III-2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 4,95%, dan ini berkinerja lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara seperti Singapura (4,1%), Arab Saudi (2,8%), dan Meksiko (1,5%).

“Pertama-tama, Indonesia berhasil tumbuh di kisaran 5% dalam satu dekade terakhir. Hanya sedikit negara seperti Indonesia yang mampu mengendalikan inflasi di bawah 2%. Menurut saya juga, rasio utang kita terhadap PDB juga sangat rendah, sekitar 40%. Artinya, fundamental perekonomian Indonesia kuat. Cadangan devisa kita sekitar USD150 miliar, dan perdagangan kita juga positif,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Minggu (1/12).

Baca Juga: PLN Siapkan Strategi Jitu Tarik Investor Hijau Demi Dorong Transisi Energi Berkelanjutan

Menko Airlangga menyampaikannya saat menjadi keynote speaker pada Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) C-Suite Access bertema Indonesia’s Economic and Political Outlook 2025, di Jakarta, Sabtu (30/11/2024).

Lebih lanjut, per Agustus 2024 tingkat pengangguran juga turun menjadi 4,91% jika dibandingkan dengan Agustus 2023 sebesar 5,32%. Kemudian, jumlah pekerja bertambah 4,7 juta orang dari 139,9 juta (Agustus 2023) menjadi 144,6 juta orang (Agustus 2024), dengan proporsi sebanyak 42,05% merupakan pekerja formal, dan 57,95% pekerja informal.

“Kemarin Presiden Prabowo mengumumkan kenaikan gaji minimum tahun depan sebesar 6,5%. Jadi, itu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi. Menurut saya, menjaga kelas menengah di Indonesia itu sangat penting, karena tujuan kita adalah menjadi negara berpendapatan menengah ke atas. Jadi kita ingin mempercepat pembangunan, sehingga dalam waktu 10 tahun dapat mencapai angka pendapatan per kapita di atas USD12 ribu,” jelas Menko Airlangga.

Menurut Menko Airlangga, saat ini juga sudah ada beberapa provinsi di Indonesia yang pendapatan per kapitanya yang cukup tinggi. Misalnya, di Jakarta sebesar USD22 ribu, lalu di Kalimantan Timur dan beberapa provinsi di Pulau Sumatera mempunyai pendapatan per kapita sekitar USD17 ribu.

“Jadi, tugas Pemerintah adalah bagaimana agar lebih setara, tidak ada disparitas (pendapatan) antara satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, salah satu caranya adalah membangun Indonesia berdasarkan Indonesia-sentris bahwa pusat gravitasinya berpindah dari Pulau Jawa ke Indonesia Timur, dan Pemerintah telah membangun 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk itu,” papar Menko Airlangga.

Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia juga cukup aktif dalam keanggotaannya di berbagai forum ekonomi multilateral. Misalnya, Indonesia merupakan penggagas Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang salah satunya mengikutsertakan Tiongkok di dalamnya, kemudian bersama Amerika juga membentuk Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF). Indonesia juga sedang berproses untuk aksesi menjadi anggota OECD dan BRICS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: