Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Kelapa Sawit Dituntut Makin Adaptif Hadapi Revolusi Industri di Indonesia

Industri Kelapa Sawit Dituntut Makin Adaptif Hadapi Revolusi Industri di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri kelapa sawit Indonesia telah membentuk satu sektor akbar yang terintegrasi dari industri hulu hingga hilir seperti pupuk, benih, mesin pertanian, produk oleofood, oleokimia, hingga biofuel. Dengan kata lain, kelapa sawit adalah komoditas strategis yang berkontribusi banyak bagi Indonesia baik dari sisi ekonomi, sosial, hingga ekologi.

Industri sawit, di sisi lain juga disokong oleh beberapa sektor penunjang seperti perbankan, pusat penelitian, transportasi, serta berbagai regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga, industri sawit yang terintegrasi ke beberapa sektor itu disebut oleh lembaga kajian Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) sebagai megasektor agribisnis sawit Indonesia.

Baca Juga: Harga CPO Melonjak 31%, Industri Sawit Indonesia Malah Hadapi Tantangan Baru

Sebagai megasektor agribisnis, kata PASPI, industri sawit tentunya memegang peranan strategis dalam perekonomian Indonesia yang kini juga menghadapi tantangan perubahan dengan adanya revolusi industri 4.0 dan seterusnya. Proses perubahan maupun adaptasi industri sawit terhadap revolusi industri yang terus berkembang dari waktu ke waktu ini bakal menentukan posisi Indonesia dalam peta persaingan minyak nabati global itu sendiri.

“Seluruh negara penghasil minyak sawit tentu akan melakukan penyesuaian akibat tuntutan revolusi yang akan meningkatkan efisiensi dalam produksi minyak sawit dan produk turunannya. Pada akhirnya peningkatan efisiensi tersebut akan meningkatkan daya saing produk sawitnya di kancah internasional,” tulis tim riset PASPI, Minggu (15/12/2024).

Dalam melakukan perubahan industri ini, keberhasilan industri sawit bakal memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia baik secara ekonomi maupun ekologi. Dari sisi ekonomi, PASPI menjelaskan bahwa produksi berbagai industri terkait sawit dari hulu ke hilir bakal kian efektif dan efisien dalam menggunakan sumber daya sehingga bisa menghasilkan produk yang jauh lebih murah.

PASPI mencontohkan yakni pabrik minyak goreng dapat menghasilkan produknya tepat waktu dan jumlahnya melalui mekanisasi produksi dengan internet of things dan pemanfaatan big data supply demand. Hal tersebut membuat harga minyak goreng domestik tetap stabil dan tidak mengganggu perekonomian rumah tangga lantaran minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok di Indonesia.

“Dengan adanya industri 4.0, pemanfaatan big data juga akan sangat membantu petani atau pelaku usaha memperoleh informasi sawit serta dapat dimanfaatkan dalam proses penelitian di berbagai pusat penelitian dan pengembangan serta universitas – universitas di Indonesia,” jelas PASPI.

Selain itu, revolusi industri 4.0 ini menurut PASPI bisa memberikan manfaat yang besar dari segi ekologis budidaya kelapa sawit. Sebagai contoh, berdasarkan berbagai kajian pada proses pemupukan kelapa sawit tercatat sebanyak 70% hingga 90% pupuk yang diberikan pada sawit bakal hilang akibat penguapan, lantas diserap oleh gulma dan tercuci oleh hujan lalu mengakibatkan pemadatan struktur tanah. Proses pemupukan yang demikian pun dianggap sebagai salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 15% dari sektor pertanian.

Penerapan teknologi dari revolusi industri 4.0, khususnya di sektor budidaya kelapa sawit, memberikan berbagai keuntungan. Pemupukan yang terintegrasi dengan teknologi memastikan distribusi pupuk yang tepat sesuai kebutuhan tanaman, mengurangi pemborosan, dan menjaga keseimbangan ekosistem. 

Dengan memanfaatkan teknologi ini, Indonesia dapat memperkuat keberlanjutan industrinya sekaligus mempertahankan posisi strategisnya di pasar global. Adaptasi segera diperlukan untuk memastikan daya saing industri di era modern. 

Baca Juga: Tak Ada Obat untuk Cendawan Parasit di Kebun Sawit, Metode Ini Diklaim Bisa Ulur Waktu

“Peran pemerintah juga dibutuhkan untuk membantu industri sawit memasuki revolusi industri 4.0. Arah pembangunan sawit ke depan perlu mempertimbangkan revolusi industri 4.0 sebagai tahapan perkembangan industri sawit menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045,” tulis PASPI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: