Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Re Percaya Diri Tutup 2024 dengan Kinerja Positif, Mantap Ajukan PMN Tahun Depan

Indonesia Re Percaya Diri Tutup 2024 dengan Kinerja Positif, Mantap Ajukan PMN Tahun Depan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menunjukkan kinerja yang optimis menjelang akhir tahun 2024. Meskipun menghadapi tantangan dalam hal rasio Risk Based Capital (RBC) yang saat ini berada pada level mendekati batas minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan ini tetap yakin dapat membukukan hasil yang positif.

RBC Indonesia Re tercatat sebesar 129,47% pada Oktober 2024, sedikit turun dibandingkan dengan 132,65% pada tahun sebelumnya, namun tetap berada di atas ambang batas 120% yang dipersyaratkan oleh OJK.

Kendati RBC perusahaan mengalami fluktuasi, Indonesia Re tetap mampu mencatatkan laba yang signifikan. Pada Oktober 2024, Indonesia Re membukukan laba setelah pajak sebesar Rp155,84 miliar, sebuah lonjakan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang tercatat pada periode yang sama di tahun 2023, yang hanya mencapai Rp53,98 miliar.

Capaian laba ini mencerminkan perbaikan yang kuat dalam kinerja keuangan perusahaan, yang disertai dengan pencapaian premi bruto sebesar Rp4,3 triliun pada Oktober 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang tercatat hanya Rp3,96 triliun pada periode yang sama.

Kinerja positif ini menjadi bukti bahwa Indonesia Re berhasil menjaga pertumbuhan yang stabil di tengah tantangan yang ada. Didik Mulyana, Kepala Divisi Akuntansi Indonesia Re, menjelaskan bahwa fluktuasi RBC yang dialami perusahaan sangat dipengaruhi oleh pengelolaan utang-piutang. 

Sebab, dalam perhitungan RBC, hanya piutang yang berumur hingga 60 hari yang dapat diakui sebagai aset yang diperkenankan. Oleh karena itu, salah satu tantangan utama Indonesia Re adalah menarik premi dari pihak ceding dan retrosesi dalam jangka waktu yang sesuai dengan ketentuan yang ada.

"Sebetulnya teman-teman reasuransi membutuhkan waktu yang lama untuk menarik premi-premi itu dari ceding maupun dari retrosesi, sedangkan secara regulasi kita hanya punya waktu 60 hari untuk mengakui aset yang diperkenankan atau diakui dalam perhitungan RBC," ujar Kepala Divisi Akuntansi Indonesia Re Didik Mulyana dalam Media Partner Literation Day di Sentul, Bogor, Selasa (17/12/2024)

Baca Juga: Dukung Pertumbuhan Usaha, Bank ICBC Indonesia Relokasi Kantor Cabang di Kawasan PIK

Pengelolaan utang-piutang yang hati-hati dan efektif menjadi kunci penting dalam menjaga kestabilan RBC. Selain itu, pengelolaan investasi yang baik juga memegang peranan dalam mendorong kinerja finansial Indonesia Re.

Meski menghadapi tantangan terkait dengan pengelolaan RBC, Indonesia Re tetap optimis dalam menatap tahun 2025. Didik mengungkapkan bahwa untuk tahun depan, perusahaan akan tetap fokus pada pencapaian pertumbuhan yang positif dari sisi operasional dan berusaha meningkatkan rasio RBC yang masih marginal.

"Untuk 2025, sebetulnya sama (dengan tahun 2024), targetnya kita tetap secara operasional harus membukukan sesuatu yang positif walaupun RBC kita masih marginal," kata Didik.

Pihak Indonesia Re juga tengah mengajukan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2025 kepada Kementerian BUMN, yang nantinya akan dibahas lebih lanjut dengan manajemen dan para pemegang saham.

Meskipun Didik belum dapat memberikan rincian lebih lanjut mengenai target perusahaan di tahun 2025, dia menegaskan bahwa Indonesia Re tetap berkomitmen untuk menjaga kinerja yang positif, meskipun RBC perusahaan masih berada di level yang relatif marginal.

Baca Juga: The Institute of Internal Auditors Indonesia Resmikan Kantor Baru, Tingkatkan Kualitas Mendukung Profesi Auditor Internal

"Sampai dengan saat ini sih belum ada kejadian luar biasa. Mungkin mudah-mudahan sampai di akhir tahun nanti kita tetap on track sesuai dengan harapan atau target di RKAP," tambah Didik, sambil berharap kinerja positif ini dapat berlanjut hingga akhir tahun.

Dengan pencapaian premi bruto dan laba yang telah melebihi target, Indonesia Re berharap dapat terus mempertahankan performa yang baik dan mengoptimalkan pengelolaan premi serta investasi hingga akhir 2024.

Secara keseluruhan, meskipun menghadapi tantangan dalam hal RBC, Indonesia Re menunjukkan kinerja yang solid dan optimis untuk menutup tahun 2024 dengan hasil yang memuaskan.

Dengan fokus yang terus diarahkan pada pertumbuhan operasional yang positif dan pengelolaan risiko yang cermat, Indonesia Re siap untuk melangkah maju di tahun 2025. Pengajuan PMN (Penyertaan Modal Negara) yang tengah diproses diharapkan dapat menjadi pendorong untuk mendukung ekspansi dan peningkatan kinerja yang lebih baik di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: