Jalan Asia Afrika Kota Bandung kini tak hanya dikenal dengan sejarahnya yang kaya, tetapi juga dengan kehadiran cosplayer unik yang menjadi ikon baru kota tersebut.
Mengenakan kostum hantu, anime, hingga karakter film, para cosplayer ini telah mengubah wajah jalanan menjadi destinasi wisata kreatif yang menarik perhatian masyarakat dan wisatawan. bahkan menjadi potensi ekonomi baru setelah diangkat ke layar lebar melalui film “Conjurig”.
Awalnya, kehadiran cosplayer di Jalan Asia Afrika dianggap aktivitas liar dan mendapat teguran dari aparat. Namun, kreativitas mereka perlahan diakui pemerintah sebagai bagian dari identitas seni jalanan Bandung.
Dengan regulasi yang mendukung, cosplayer hantu dan karakter lainnya kini menjadi daya tarik utama, membawa warna tersendiri bagi kota yang dikenal sebagai surganya wisata kreatif.
Wisatawan dari berbagai daerah sengaja datang untuk berfoto dengan para cosplayer, menjadikan Jalan Asia Afrika sebagai salah satu spot wisata paling viral di Bandung. Fenomena ini membuktikan bahwa cosplay bukan hanya hobi, tetapi juga sarana ekspresi diri, hiburan publik, sekaligus peluang ekonomi yang menjanjikan.
Di balik topeng dan kostum, ada kisah perjuangan yang inspiratif. Salah satunya adalah Maradoni, cosplayer hantu Grandong. Dahulu seorang nelayan di Jawa Barat, Maradoni terpaksa meninggalkan laut akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu. Kini, ia dikenal sebagai salah satu cosplayer hantu paling ikonik di Jalan Asia Afrika, Bandung.
Baca Juga: Merajut Identitas Bangsa dan Menggerakkan Ekonomi Kreatif Melalui Sejarah
“Awalnya, saya hanya ingin mencari nafkah dengan cara berbeda. Siapa sangka cosplay membuka banyak pintu rezeki dan membuat saya bertemu orang-orang hebat,” ujar Maradoni, Rabu (18/12/2024).
Kisah Maradoni semakin bersinar ketika ia mendapatkan kesempatan tampil dalam film "Conjurig”, sebuah komedi romantis bertema cosplay hantu yang dijadwalkan rilis pada tahun 2025.
Film ini membuktikan bahwa kreativitas jalanan memiliki ruang untuk berkembang hingga ke layar lebar.
Diproduksi oleh tim kreatif lokal, film Conjurig mengangkat realitas para cosplayer hantu yang sering kali dianggap sebelah mata. Dengan sentuhan komedi dan pesan moral, film ini ingin memperlihatkan sisi lain dari dunia cosplay, di mana topeng dan kostum adalah simbol kerja keras dan kejujuran.
“Cosplayer Jalan Asia Afrika adalah seniman sejati yang memberi warna bagi Bandung. Conjurig adalah apresiasi kami untuk perjuangan dan kreativitas mereka,” ungkap Director Film Conjurig, Tubagus Deddy.
Baca Juga: Kembangkan Ekosistem Ekonomi Kreatif, Manekraf Gelar Dialog dengan Pelaku Ekraf
Potensi Cosplay sebagai Seni dan Profesi Fenomena cosplayer Asia Afrika tidak hanya menciptakan hiburan visual, tetapi juga membangun komunitas solid dan peluang ekonomi baru.
Dari donasi wisatawan, kolaborasi brand, hingga keterlibatan di acara-acara besar, cosplayer membuktikan bahwa seni jalanan dapat berkembang menjadi profesi yang layak dan dihormati.
Dengan dukungan pemerintah dan apresiasi masyarakat, Jalan Asia Afrika kini tidak hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga sebagai pusat seni jalanan kreatif.
"Para cosplayer menjadi simbol kebanggaan Bandung ikon yang membuktikan bahwa kreativitas bisa membawa seseorang dari jalanan ke layar lebar," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement