Dalam sebuah lorong waktu yang tak berujung, kerap kali narasi masa lalu hadir dan menorehkan ukiran-ukiran sejarah. Konsep ini kemudian diadaptasi dalam berbagai bentuk Museum.
Salah satu yang mengusung konsep ini adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Lokasi yang sebelumnya adalah kediaman pribadi dari Jenderal Bintang Lima yang lolos dari percobaan penculikan dalam Peristiwa 30 September 1965 tersebut, menghadirkan konsep lorong waktu dengan mengemas beberapa detik bersejarah melalui diorama.
Ditemui di lokasi yang tengah mengalami perbaikan tersebut, Ahmad Nowmenta Putra, penulis dan pria dibalik channel sejarah Keep History Alive memaparkan jika, museum, monumen, atau situs bersejarah seperti Museum Pak Nas adalah saksi bisu dari perjalanan panjang bangsa yang mengingatkan tentang perjuangan hidup.
Agar tetap menyala, berbagai inovasi memang terus dilakukan agar masyarakat terutama generasi muda menjadi lebih tertarik dengan Museum. Pun demikian dengan pendidikan, penelitian, dan pelestarian yang terus diupayakan untuk memastikan bahwa generasi mendatang tetap terhubung dengan akar sejarah mereka.
"Peran krusial lain dari sejarah adalah membentuk identitas nasional. Melalui interpretasi sejarah yang seimbang, solidaritas dan kebanggaan bersama, identitas nasional terbentuk dan terus berkembang. Dengan menjaga warisan sejarah, mempelajari pembelajaran dari masa lalu, dan bekerja sama antar generasi, kita dapat membangun identitas nasional yang inklusif dan relevan bagi masa depan. Identitas nasional yang kuat dan terjaga merupakan fondasi yang penting dalam memajukan bangsa dan menyambut tantangan global." tutur Banker di salah satu Bank BUMN tersebut.
Menta yang menulis buku Biografi Tokoh Pahlawan Nasional Pierre Tendean sebagai bagian dari kamus sejarah, merasa jika perlu dalam mengembangkan narasi sejarah yang inklusif, yang mencakup berbagai perspektif dan pengalaman.
Sebab sejarah bukan hanya milik sekelompok orang, tetapi milik seluruh bangsa. Dengan memahami sejarah secara menyeluruh, kita dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan, serta membangun identitas bangsa yang lebih kokoh.
Generasi muda, sebagai penerus bangsa, memiliki tanggung jawab untuk memahami sejarah bangsanya, menghargai nilai-nilai luhur, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
"Lebih lanjut, Di era digital yang kian pesat, pengembangan ekonomi kreatif menjadi salah satu jalan strategi yang dapat diakomodir melalui wisata berbasis warisan sejarah dan cagar budaya. Dengan kekayaan sejarah dan budaya yang dimiliki Indonesia, potensi untuk menggarap sektor ini sangat besar." ujarnya
Pengembangan wisata berbasis warisan sejarah dan cagar budaya tidak hanya bersifat melestarikan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, perlu strategi yang tepat agar pengembangan ini dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement