Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dikerek Sentimen Regional, Bursa Saham Asia Menguat Jelang Tahun Baru 2025

Dikerek Sentimen Regional, Bursa Saham Asia Menguat Jelang Tahun Baru 2025 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Saham Asia mencatatkan kinerja positif pada penutupan perdagangan di Selasa (24/12). Sentimen pasar regional membuat beberapa indeks utama mengalami kenaikan yang cukup tajam menjelang masa liburan dari Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Dilansir Jumat (27/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks yang tergolong masuk ke dalam Bursa Saham Asia. Sejumlah indeks tercatat mengalami penguatan yang signifikan:

  • Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,12% ke level 39.568,06.
  • Topix (Jepang): Menguat 1,20% menjadi 2.766,78.
  • Kospi (Korea Selatan): Turun 0,44% ke level 2.429,67.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Merosot 0,66% menjadi 675,64.
  • CSI 300 (China): Naik tipis 0,14% ke 3.398,08.

Sentimen regional jadi pemicu utama sejumlah kenaikan jelang akhir tahun ini. Jepang misalnya membuat investor senang melalui pengumuman rencana anggaran fiskal sebesarĀ US$735 miliar. Anggaran tersebut difokuskan pada peningkatan pengeluaran jaminan sosial dan pembiayaan layanan utang yang mana memberikan prospek cerah terhadap pertumbuhan ekonomi dari Jepang.

Bank of Japan (BoJ) turut memberikan sentimen positif dengan proyeksi inflasi yang stabil sebesar 2% di 2025. Ekspektasi kenaikan upah juga meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral mungkin akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Adapun China turut mendapatkan angin segar usai adanya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara tersebut dari Bank Dunia. Baru-baru ini proyeksi pertumbuhan ekonomi negara itu diubah menjadi 4,9% di 2024. Hal tersebut memberikan harapan bahwa tengah ada pemulihan ekonomi secara bertahap yang dilakukan di China.

Baca Juga: Kucurkan Dana Ratusan Juta, Direksi Tambah 120.000 Lembar Saham MDIY

Sementara Korea Selatan tengah dilanda ketidakpastian usai adanya rancangan undang-undang untuk memakzulkan Presiden Sementara Han Duck-soo. Negara tersebut terus diguncang ketegangan politik usai adanya kontroversi terkait dengan darurat militer.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: