Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal sebagai Aguan, adalah sosok penting dalam dunia bisnis properti di Indonesia. Lahir di Palembang pada 9 Januari 1951, Aguan memulai perjalanan bisnisnya dari nol. Sebelum menjadi salah satu taipan tersukses di Tanah Air, ia bekerja sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan impor. Berkat etos kerjanya yang tinggi dan kemampuan belajar yang cepat, Aguan berhasil naik jabatan menjadi pengurus administrasi perusahaan.
Pada tahun 1970-an, nama Aguan mulai dikenal publik, meski awalnya ia terlibat dalam perdagangan barang elektronik. Titik balik dalam hidupnya terjadi ketika ia bertemu dengan seorang pemborong bahan bangunan. Dari pertemuan ini, Aguan mempelajari dasar-dasar bisnis properti, yang kemudian menginspirasi dirinya untuk memulai usaha sendiri.
Pada awal 1970-an, Aguan mendirikan Agung Sedayu Group, sebuah perusahaan yang awalnya fokus pada pembangunan rumah toko (ruko). Bisnis ini perlahan mendapatkan kepercayaan pasar hingga akhirnya dikenal luas setelah sukses membangun proyek Harco Mangga Dua pada tahun 1991. Proyek ini menjadi tonggak penting yang membawa Agung Sedayu Group ke jajaran teratas dalam industri properti Indonesia.
Dalam kurun waktu lima dekade, Aguan berhasil mengembangkan Agung Sedayu Group menjadi salah satu konglomerasi properti terbesar di Indonesia. Perusahaan ini telah membangun berbagai proyek ikonik seperti Pantai Indah Kapuk (PIK), Kelapa Gading, dan kawasan Sentul. Agung Sedayu Group juga dikenal atas kontribusinya dalam membangun hotel, pusat perbelanjaan, apartemen, dan perumahan di wilayah Jabodetabek.
Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Aguan berperan penting dalam beberapa proyek strategis nasional. Ia memimpin Konsorsium Nusantara, yang terdiri dari investor domestik seperti Anthoni Salim, Budi Hartono, dan Prajogo Pangestu, untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Konsorsium ini menyuntikkan dana sebesar Rp20 triliun untuk merealisasikan proyek tersebut.
Berikut ini adalah sebaran bisnis Aguan yang ada hingga saat ini.
City & Township
- PIK 2
- BGM PIK
- Green Lake City
- Green Puri
- Green Mansion
- Grand Cibubur Country
- River Valley Residence
- Grand Galaxy City
- Puri Mansion
- Golf Lake Residence
- Senayan Golf Residence
- Sedayu City kelapa Gading, dan lain-lain
High-rise Building
- District 8
- Ancol Mansion
- Green Sedayu Apartment
- Puri Mansion Apartment
- Taman Anggrek Residence
- Menara Jakarta at Kemayoran
- Menteng Park Residence
- Senayan Residence
Residence 8 & Office 8
- Gold Coast Sea View Apartment & Office
- The Mansion at Dukuh Kemayoran
- Kelapa Gading Square, dan lain-lain
Hotel & Resort
- Harris Puri
- Oakwood Apartment, PIK Jakarta
- Yello Hotels
- The 101
- Pesona Alam Resort & Spa
- Mercure Hotel, PIK
- Harris Vertu
- Hilton Garden Inn, Taman Palem, Jakarta
- The Langham, Jakarta,
- Pesona Alam Resort & Spa, dan lain-lain
Mall
- PIK Avenue
- Harmoni Exchange
- Mall of Indonesia
- The Dharmawangsa Square
- Ashta District
- Green Sedayu Mall
- Grand Galaxy Park
- Ashta District 8
Commercials
- Green Sedayu Bizpark, Cakung
- Green Sedayu Bizpark, Daan Mogot
- Sedayu Square
Selain itu, Aguan menjalin kolaborasi strategis dengan taipan lain seperti Tommy Winata. Pada tahun 1986, keduanya mengakuisisi bank Propelat milik ABRI yang hampir bangkrut dan mengubahnya menjadi Bank Artha Graha Internasional.
Menurut berbagai sumber, kekayaan Pak Aguan diperkirakan mencapai Rp42,73 triliun. Namun, jumlah pasti kekayaannya sulit dilacak karena ia tidak pernah masuk dalam daftar resmi. Meski demikian, laporan Globe Asia pada 2018 mengungkapkan bahwa kerajaan bisnis Pak Aguan bernilai US$ 970 juta atau lebih dari Rp14 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement