- Home
- /
- Government
- /
- Government
Erick Thohir Sebut Masuk BRICS Jadi Keuntungan Strategis bagi Indonesia
Masuknya Indonesia ke dalam organisasi BRICS menjadi peluang besar untuk memperluas perdagangan internasional, khususnya di sektor komoditas.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyebutkan bahwa kondisi perdagangan beberapa anggota BRICS yang menghadapi hambatan, seperti Rusia, dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama dagang.
“Perdagangan selatan-selatan adalah perdagangan yang memang harus kita dorong. Kita lihat juga bagaimana BRICS ini kan juga banyak sekali negara-negara sahabat yang memang kontra daripada trade-nya ini bisa saling menguntungkan juga ya, kita dengan China, kita dengan India, kita dengan Rusia,” ujar Erick dalam acara MINDialogue di Jakarta, Kamis (9/1/2024).
Baca Juga: Resmi Gabung BRICS, Kementerian ESDM Bidik Potensi Pasar India dan Tiongkok
Erick menegaskan bahwa sebagai negara independen, langkah Indonesia bergabung ke BRICS sangat wajar. Organisasi ini menjadi platform strategis untuk memperluas jaringan perdagangan tanpa mengesampingkan hubungan dengan organisasi internasional lainnya.
“Sebagai negara yang tentu kita independen, kita tidak punya bagian dari geopolitical manapun. Dengan adanya BRICS, kita tetap juga di WTO, tetap berdagang, ya inilah Indonesia,” lanjut Erick.
Peluang Perdagangan Lebih Terbuka
Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS secara resmi diumumkan oleh Pemerintah Brasil sebagai ketua BRICS 2025. Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menjelaskan bahwa langkah ini akan mempermudah transaksi perdagangan dan membuka peluang kerja sama lebih luas.
“Kita buka hubungan seluas-luasnya sama siapapun. Jangan membatasi,” tegas Dilo.
Pernyataan serupa disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung. Ia menilai bahwa bergabungnya Indonesia ke BRICS akan membawa dampak positif pada perekonomian, terutama di sektor pertambangan. Potensi pasar ekspor ke negara-negara anggota BRICS, seperti India dan China, dianggap sangat besar mengingat populasi dan permintaan mereka yang tinggi.
Baca Juga: Pedang Bermata Dua dalam Keputusan Indonesia Gabung dengan BRICS
“Dengan kita masuk BRICS itu adalah dalam rangka pemanfaatan pasar. Itu kan untuk pasar ekspor seperti India, China, kan mereka populasinya cukup besar, potensi pasar besar,” ujar Yuliot saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (8/1/2025).
Masuknya Indonesia ke BRICS tidak hanya memperkuat posisi negara di pasar internasional, tetapi juga menandai langkah penting dalam diversifikasi mitra dagang di tengah dinamika ekonomi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement