Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resmi Gabung BRICS, Kementerian ESDM Bidik Potensi Pasar India dan Tiongkok

Resmi Gabung BRICS, Kementerian ESDM Bidik Potensi Pasar India dan Tiongkok Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia secara resmi bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Pengumuman ini disampaikan Pemerintah Brazil, selaku ketua BRICS tahun 2025, melalui laman resminya pada Senin (6/1/2025).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menilai langkah strategis ini akan membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di sektor pertambangan. 

"Dengan kita masuk BRICS itu adalah dalam rangka pemanfaatan pasar. Itu kan untuk pasar ekspor seperti India, China, kan mereka populasinya cukup besar, potensi pasar besar," ungkap Yuliot saat ditemui di Kementerian ESDM, Rabu (8/1/2025).

Baca Juga: Kadin Siap Optimalkan Manfaat Indonesia Gabung BRICS
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada November 2024 tercatat sebesar USD 24,01 miliar, turun 1,70 persen dibandingkan Oktober 2024. Namun, secara tahunan, ekspor meningkat 9,14 persen.

Komoditas unggulan seperti nikel dan logam mulia menjadi pendorong utama ekspor ke negara-negara tujuan utama seperti Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Ekspor nikel pada Januari–November 2024 mencapai USD 7,20 miliar, naik USD 904,5 juta dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, ekspor logam mulia dan perhiasan tercatat mencapai USD 8,20 miliar, meningkat USD 1,56 miliar dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ini Keuntungan Indonesia Setelah Resmi Gabung BRICS

Tiongkok tetap menjadi mitra dagang terbesar dengan kontribusi ekspor sebesar USD 54,44 miliar atau 23,99 persen dari total ekspor Indonesia. Komoditas utama yang dikirim ke Tiongkok meliputi besi dan baja, bahan bakar mineral, serta nikel.

Pemerintah Tiongkok menyambut baik bergabungnya Indonesia ke BRICS. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut Indonesia sebagai kekuatan utama di Dunia Selatan yang akan memperkuat kerja sama BRICS. 

"Masuknya Indonesia secara resmi ke dalam BRICS melayani kepentingan bersama negara-negara BRICS dan Dunia Selatan, dan kami percaya bahwa Indonesia akan memberikan kontribusi aktif bagi pengembangan BRICS," ujar perwakilan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, melansir MFA The People's Republic of China pada Senin (6/1/2025). 

Nilai Impor Migas dan Non Migas RI
Nilai impor Indonesia November 2024 mencapai US$19.587,6 juta atau turun US$2.350,7 juta (10,71 persen) dibandingkan Oktober 2024. Hal ini disebabkan oleh turunnya impor migas US$1.095,6 juta (29,88 persen) dan nonmigas US$1.255,1 juta (6,87 persen).

Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor minyak mentah US$720,9 juta (59,38 persen) dan hasil minyak US$374,7 juta (15,28 persen). Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari–November 2024 mengalami peningkatan US$9.614,3 juta (4,74 persen). Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya impor migas US$520,1 juta (1,60 persen) dan nonmigas US$9.094,2 juta (5,34 persen).Peningkatan nilai impor migas dipicu oleh bertambahnya impor hasil minyak US$1.298,1 juta (5,84 persen), walaupun impor minyak mentah turun US$778,0 ribu (7,60 persen).

Konstribusi impor terhadap nonmigas Januari–November 2024, masih didominasi oleh Tiongkok US$64.339,4 juta (35,86 persen), diikuti oleh Jepang US$13.525,0 juta (7,54 persen), dan Singapura US$9.083,5 juta (5,06 persen). Kontribusi yang cukup tinggi juga berasal dari kelompok negara ASEAN US$31.828,4 juta (17,74 persen) dan Uni Eropa US$11.489,0 juta (6,40 persen).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: